KUR Jateng Sudah Terserap Rp17 Triliun

Emma Rachmawati- Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jateng. FOTO : ANING KARINDRA/JATENG POS
Emma Rachmawati- Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jateng. FOTO : ANING KARINDRA/JATENG POS

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Hingga Oktober 2018, realisasi penyerapan KUR di Jateng mencapai Rp17 triliun lebih. Jumlah tersebut setidaknya hampir 80 persen dari kuota yang disiapkan sebesar Rp22 triliun.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jateng, Emma Rachmawati mengatakan, penurunan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR),  memberikan pengaruh cukup baik dalam penyaluran kredit di Jateng. Dengan realisasi penyaluran KUR Rp17 triliunan menjadikan Jateng masih menjadi provinsi tertinggi penyerapan kredit.

“Sektor perdagangan besar dan eceran, menjadi jumlah penyaluran terbesar KUR. Untuk mikro di bawah Rp25 juta, akadnya sekarang mencapai Rp11 triliun, tapi outstandingnya Rp9,2 triliun dengan debitur mikro 707.153. Rata-rata ambil kredit Rp16 juta. Sementara ritel antara Rp25 juta-Rp500 juta jumlahnya mencapai Rp5,6 triliun akad dan outstandingnya Rp4,5 triliun dengan debitur 39.614. Rata-rata ambil kredit di atas Rp100 juta,” katanya.

Baca juga:  Kementan Siapkan Mekanisme KUR untuk Alsintan

Ditambahkan, untuk sisa waktu akhir 2018 ini pemerintah melakukan pembatasan untuk penyaluran KUR dan lebih diprioritaskan pada sektor pertanian dan kehutanan. Selain itu, potensi penyaluran kredit yang cukup besar di Jateng antara lain, kredit ultra mikro (UMI), dengan sasaran kepada ibu-ibu rumah tangga produktif.

iklan

“Untuk UMI, maksimal nilai pinjaman mencapai Ro 10 juta,” imbuhnya.

Disatu sisi, lanjutnya, untuk meminimalisir resiko kredit macet, sejumlah perbankan sudah mengandeng lembaga penjamin seperti Jamkrindo, Jamkrida dan Askrindo sebagai penanggungjawab dari pinjaman masyarakat Jateng.

Diketahui, sepanjang 2018 ini kabupaten/kota di Jateng yang paling besar penyerapan KUR-nya adalah Kabupaten Pati sebesar Rp1,07 triliun dan disusul Brebes sebesar Rp1,008 triliun. Sedangkan penyerapan KUR terendah ada di Kota Pekalongan dan Kota Tegal, sekira Rp200 miliar.(aln)

Baca juga:  JNE Goes To School di SMKN 1 Salatiga
iklan