Lingkungan Sekolah Bebas Sampah dengan Ecobrick

Rini Litasari,S.Pd.SD Guru SDN Gowong,Bruno, Purworejo
Rini Litasari,S.Pd.SD Guru SDN Gowong,Bruno, Purworejo

JATENGPOS.CO.ID, – Plastik merupakan salah satu jenis bahan yang saat ini paling banyak digunakan dalam berbagai kemasan. Bahkan hampir setiap bahan makanan pembungkusnya menggunakan plastik. Mulai dari bahan-bahan sembako hingga jajanan anak di sekolah. Masalah sampah plastik sudah menjadi masalah berbagai pihak. Tidak hanya masalah di sekolah-sekolah tetapi hingga menjadi permasalahan dunia. Berbagai cara dan metode telah di kembangkan untuk menangani masalah sampah plastik. Salah satunya yang sedang booming saat ini yaitu Ecobrick.

Menurut wikipedia “ An Ecobrick is a Plastic bottle stuffed solid with non-biological waste to create a reusable building block”. Dapat diartikan secara singkat bahwa Ecobrick adalah bata dari plastik. Metode pengolahan sampah plastik ini merupakan ide kreatif dari seorang pemerhati lingkungan asal Kanada bernama Russel Maier. Para pakar memperkirakan diperlukan waktu selama 500 tahun sampai 1.000 tahun agar plastik dapat terurai denganbaik.

Baca juga:  Perpustakaan Digital, Sarana Literasi Zaman Now

            Ecobrick kini mulai banyak dipraktekan di sekolah-sekolah, salah satu tujuannya  untuk mengurangi sampah plastik yang tiap hari semakin menumpuk. Sampah yang sulit terurai kini bisa menjadi barang yang lebih berguna. Antara lain bisa di jadikan kursi, tempat sampah, rumah bahkan menjadi media pembelajaran. Lantas bagaimana cara membuat Ecobrick ini? Dan apa saja manfaatnya bagi sekolah dan siswa?

            Cara membuat ecobrick sangat mudah, tidak hanya orang dewasa yang bisa bahkan anak usia dini pun bisa diajarkan melakukanya. Hanya cukup dengan memasukan sampah plastik ke dalam botol plastik. Sampah plastik yang di masukan sebelumnya dicuci hingga bersih dan dikeringkan, setelah sampah bersih dan kering selanjutnya dipotong kecil-kecil.Potongan-potongan sampah plastik tadi di masukan ke dalam botool-botol plastik yang juga sudah bersih dan kering. Botol-botol plastik harus terpenuhi dengan sampah plastik sampai penuh tanpa ruang tersisa sedikitpun. Botol-botol plastik yang sudah terkumpul dan terpenuhi oleh plastik lantas dirangkai dan dikreasikan menjadi berbagai barang kerajinan bahkan media pembelajaran.

iklan
Baca juga:  Pendidikan Siapkan Generasi Emas

            Selain mengurangi sampah plastik yang selalu menjadi permasalahan lingkungan,Ecobrick dapat melatih sikap dan kebiasaan siswa. Yang pertama, melatih sikap siswa untuk mempunyai rasa tanggung jawab. Tiap siswa dilatih untuk bertanggung jawab atas bungkus dari jajan yang ia makan. Bungkus-bungkus itu tiap harinya siswa kumpulkan diwadah masing-masing, bahkan bisa di jadikan motivasi untuk memberi reward kepada siswa yang mampu mengumpulkan sampah plastik lebih banyak akan mendapat hadiah. Hadiah bisa berupa pujian bahkan bisa juga dalam bentuk barang tertentu. Yang kedua, melatih kebiasaan siswa untuk menjaga lingkungan. Siswa menjadi terbiasa untuk tidak membuang sampah sembarangan. Apalagi siswa Sekolah Dasar yang masih usia dini, masih perlu pembentukan sikap yang akhirnya menjadi kebiasaanya dikehidupan kelak. Kebiasaan untuk mencintai lingkungan, yang bisa di mulai dari lingkungan terdekat siswa yaitu lingkungan sekolah.

Baca juga:  Revolusi Mental Berbasis TK Zaman Now

            Manfaat Ecobrik tidak hanya di rasakan oleh siswa, tetapi juga dirasakan oleh guru dan semua warga sekolah. Ketika semua warga sekolah ikut aktif dalam menjaga lingkungan dari sampah tentunnya lingkungan sekolah menjadi bersih dan indah. Selain itu, manfaat lainnya  adalah lingkungan sekolah menjadi bebas polusi. Baik polusi tanah maupunpolusi udara. Polusi tanah akibat timbunan sampah plastik yang hanya terurai dalam jangka waktu ratusan tahun. Maupun polusi udara karena pembakaran sampah plastik di lingkungan sekolah.

Rini Litasari,S.Pd.SD
Guru SDN Gowong,Bruno, Purworejo
iklan