Literasi di kala Pandemi

Winasty Nova Widiarti, M.Pd. Guru SDN Kemiri Kabupaten Purworejo

Kata literasi identik dengan membaca, menulis, dan erat kaitannya dengan dunia pendidikan. Menurut National Institute for Literacy, pengertian dari literasi merupakan kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperluhkan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat. Definisi tersebut memaknai literasi sebagai keterampilan seseorang dalam hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial. Penting bagi setiap orang menguasai suatu bidang atau aspek, untuk bisa mencapai hal tersebut membutuhkan kemampuan. Kemampuan yang dapat diperoleh dengan meningkatkan budaya literasi.

Terkait dengan budaya literasi, minat masyarakat Indonesia untuk membaca masih rendah. Faktor pendorong yang begitu besar yakni rasa malas. Hal ini pula yang terjadi dikalangan pelajar, khususnya adalah siswa kelas 6 SD Negeri Kemiri Kabupaten Purworejo yang belum membudayakan literasi dalam kesehariannya. Apalagi dimasa pandemi Covid-19 ini banyak yang merasa jenuh dapat memulai untuk meningkatkan literasi, baik dengan membaca atau menulis. Padahal literasi di tengah pandemi diharapkan mampu membuat individu mengembangkan potensi dan skill yang dimiliki serta menambah wawasan, esensinya untuk kesempurnaan dalam menjalani dan mencapai tujuan hidup.

Baca juga:  Dengan Menyanyi Tingkatkan Hasil Belajar Matematika

Sebagai upaya untuk menanamkan budaya literasi  dikala pandemi pada siswa kelas 6 SD Negeri Kemiri Kabupaten Purworejo, para siswa dimotivasi dan difasilitasi oleh guru untuk menyusun sebuah buku kumpulan cerita pendek. Kegiatan ini dilakukan disela-sela kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) yang diterapkan Pemerintah. Penyusunan buku kumpulan cerpen ini selaras dengan materi pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar (KD) 3.10 yaitu mengaitkan peristiwa yang dialami tokoh dalam cerita fiksi dengan pengalaman pribadi.

Strategi pertama yang digunakan guru adalah dengan menjelaskan unsur-unsur intrinsik dalam cerita pendek. Kemudian siswa diberi contoh cerita pendek karya guru yang isinya memuat unsur-unsur intrinsik cerita termasuk cara penulisan kalimat langsung dan tidak langsung dalam cerita. Langkah berikutnya, setiap siswa diminta untuk membuat sebuah cerpen berdasarkan pengalaman pribadi. Guru menampung karya-karya siswa dalam bentuk file word untuk diedit seperlunya. Setelah naskah cerpen terkumpul, guru menghubungi penerbit buku untuk menerbitkan karya siswa tersebut. Sehingga pada akhirnya para siswa memiliki sebuah karya sendiri berupa buku dan sekaligus sebagai kenang-kenangan saat perpisahan.


Baca juga:  Pembelajaran Kooperatif Tipe Metode Struktural Tingkatkan Hasil Belajar PPkn

Solusi tersebut diterapkan karena dinilai mampu mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Dampak yang terlihat nyata adalah para siswa meningkat budaya literasinya dengan semakin bersemangat untuk menulis cerita. Maka budaya membacanya pun pasti akan mengikuti, yaitu pada saat mereka membaca cerita-cerita yang ada di dalam buku karya mereka sendiri. Dampak lain adalah mereka merasa sangat bangga telah memiliki karya berupa buku dimana nama mereka tercantum di dalamnya.

Kegiatan tersebut telah membuat sebuah gerakan revitalisasi semangat literasi di kala pandemi. Hal ini memberikan sebuah makna, bahwa orang hanya akan dikenang jika ia menulis atau ditulis melalui sebuah buku. Pemikiran hanya akan menjadi milik seseorang dan tidak dimanfaatkan orang lain jika tidak disebar melalui wadah berupa buku. Produktif tidak hanya diartikan sebagai kegiatan yang sifatnya membaca buku, tetapi lebih luas lagi adalah menciptakan suatu karya yang bersifat abadi.

Baca juga:  STAD Tingkatkan Pemahaman Matematika

Momentum pandemi Covid-19 sudah selayaknya dijadikan sebagai kegiatan menghabiskan waktu untuk berkarya. Karya tersebut dapat berupa tulisan ilmiah maupun non ilmiah, baik buku atau yang lainnya. Buku adalah salah satu karya yang sangat direkomendasikan untuk dibuat. Sebab merupakan karya abadi bagi setiap penulisnya. Terlebih lagi melalui buku kita bisa berbagi ilmu pengetahuan dan membangun pembiasaan yang sesuai dengan konstitusi Indonesia.

 

Winasty Nova Widiarti, M.Pd.

Guru SDN Kemiri Kabupaten Purworejo