Literasi adalah kemampuan mengakses, memahami dan menggunakan sesuatu dengan tepat melalui kegiatan membaca, menulis, menyimak atau berbicara (Budiharto, Triyono, & Suparman, 2018). Literasi tidak hanya mencakup membaca dan menulis, tetapi juga keterampilan berpikir kritis dengan menggunakan sumber pengetahuan cetak, visual, dan digital.
Di era pendidikan 4.0, minat baca siswa khususnya siswa di level sekolah dasar perlu ditingkatkan (Wulanjani & Anggraeni, 2019). Kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat menuntut setiap siswa untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulisnya, dan tujuannya agar siswa memiliki wawasan dan pengetahuan yang cukup untuk bersaing dan mengikuti perkembangan zaman. Kemampuan membaca memiliki andil dan merupakan salah satu penentu sukses tidaknya seseorang, hal ini disebabkan karena semua akses innformasi dan ilmu pengetahuan yang dimiliki selalu berkaitan dengan kegiatan membaca (Rohman,2017). Salah satu program yang dijalankan pemerintah adalah Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa yang diintegrasikan dengan kurikulum pembelajaran (Mutia, Atmazaki, & Nursaid, 2018).
Pelaksanaan gerakan literasi sekolah terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap pembiasaan, tahap pengembangan dan tahap pembelajaran (Dharma, 2013). Tahap pembiasaan, merupakan tahap penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca. Pada tahap ini sekolah dapat menyiapkan buku – buku dongeng atau cerita rakyat yang dapat meningkatkan minat baca siswa di sekolah. Tahap pengembangan, merupakan tahap peningkatan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan. Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan proses kecakapan dalam literasi misalnya membaca buku bacaan dengan intonasi yang tepat, menulis cerita dan mendiskusikan suatu bahan cerita. Tahap pembelajaran yaitu tahap meningkatkan kemampuan literasi pada setiap mata pelajaran melalui penggunaan buku pengayaan dan strategi membaca untuk setiap mata pelajaran. Pada tahap ini, sekolah menyelenggarakan berbagai jenis kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan serta mempertahankan minat baca siswa melalui buku-buku pelajaran misalnya seperti mengadakan kegiatan permainan dalam pembelajaran yang kaya akan teks yang berguna agar siswa mampu mempertahankan minat bacannya.
Sekolah merupakan lembaga yang bertanggung jawab untuk menciptakan budaya membaca. Sekolah perlu menyediakan berbagai sarana yang dapat mengembangkan minat baca siswa, terutama melalui pemanfaatan perpustakaan sekolah. Melalui membaca peserta didik dapat memperluas wawasan, mempertajam gagasan, dan meningkatkan kreativitas (Salma & Mudzanatun, 2019).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat baca pada anak, anatara lain keluarga dan lingkungan di luar (Pradana, 2020). Rendahnya minat baca disebabkan oleh beberapa hal diantaranya mahalnya harga buku dan terbatasnya fasilitas terpustakaan (Pradana, 2020). Dampak negatif dari perkembangan gadget dapat mengurangi tidak hanya komunikasi langsung antar individu, tetapi juga rasa kebersamaan dan interaksi. Peserta didik lebih tertarik untuk bermain game online melalui gadget dari pada membaca buku. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya minat peserta didik untuk membaca (Pradana, 2020).
Saran agar kegiatan literasi dapat berperan dalam meningkatkan minat baca siswa sebaiknya guru menggunakan berbagai cara untuk membudayakan literasi. Penggunaan buku-buku yang menarik seperti dongeng dan cerita rakyat dapat merangsang siswa untuk membiasakan diri dengan kegiatan literasi. Agar proses adaptasi kegiatan literasi berhasil, siswa harus lebih disiplin selama menjalani kegiatan. Tahap aklimatisasi yang berhasil diharapkan akan memberikan efek positif pada tahap perkembangan dan pembelajaran, meningkatkan minat baca siswa.
Oleh :
Hari Sulistiyani, S.Pd,SD
Guru SDN 1 Tutup Kec. Tunjungan Blora