Menumbuhkan minat dan budaya membaca dalam kehidupan siswa bukanlah hal yang mudah dilakukan. Walaupun kita semua tahu bahwa membaca mempunyai dampak yang positif bagi kita sebagai guru maupun siswa. Membaca merupakan modal dasar bagi siswa yang sedang menjalani proses belajar mengajar. Mereka dapat mengembangkan daya imajinasinya dan yang lebih penting adalah siswa bisa mendapat ilmu dan kelak akan bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.Membaca merupakan kegiatan wajib bagi seorang pelajar. Bacaan tidak hanya buku pelajaran, tetapi masih banyak sumber lain yang bisa dibaca misalnya buku kumpulan cerpen, novel, dan buku-buku ilmu pengetahuan populer.
Literasi Sekolah (LS) merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan membaca bagi siswa yang dilakukan di dalam kelas maupun di perpustakaan.
Pengertian literasi menurut Merriam Webster adalah merupakan kualitas atau kemampuan melek huruf atau aksara yang di dalamnya meliputi membaca dan menulis.
Berdasar dari pengertian itu maka SMP Negeri 2 Purwantoro menggalakkan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang dilaksanakan sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selama 15 menit dapat meningkatkan minat baca siswa. Hal ini bertujuan agar siswa memiliki pembiasaan yang baik dengan membaca 1 sampai 3 halaman selama tiga hari dalam seminggu, selain itu siswa akan lebih siap ,mengikuti pelajaran.
Peran Guru dalam meningkatkan minat baca pada siswa adalah: (1) Guru menjadi seseorang yang selalu mendorong dan memotivasi siswa untuk mewujudkan minat baca yang tinggi. (2) Guru mengatur dan mengelola semua kegiatan membaca siswa dengan mendinamiskan seluruh sumber bacaan.(3) Guru memberikan petunjuk-petunjuk untuk menciptakan suasana psikologis yang kondusif demi terwujudnya jiwa, semangat, dan memotivasi dalam membaca yang optimal.
Siswa dapat menumbuhkan dan meningkatkan minat bacanya dengan cara (1) yakin bahwa gemar membaca merupakan hal yang terbaik untuk dapat bersaing di era globalisasi (2) memiliki niat yang tulus untuk membaca (3) berkunjung ke perpustakaan sekolah setiap ada waktu luang (4) menyisihkan uang untuk membeli buku bacaan.
Partisipasi orang tua juga sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat baca dengan cara (1) menyediakan waktu luang untuk membaca buku (2) menyediakan berbagai jenis buku bacaan (3) membuat jadwal membaca bersama keluarga (4) menyediakan fasilitas yang mendukung aktivitas membaca.
Kegiatan literasi di sekolah hendaknya di tempat yang representstif. Ruang literasi yang ideal berupa tempat yang nyaman, bersih, rapi, dan sejuk,sehingga para siswa menjadi betah membaca. Namun, tidak diharuskan buku untuk selalu dibaca di ruangan kelas atau ruang perputakaan karena ada siswa yang tidak nyaman membaca buku di dalam ruangan dan mereka lebih nyaman jika membaca di tempat terbuka seperti di bawah pohon.
Ada juga siswa yang lebih konsentrasi jika mereka membaca sambil “ngemil” ataupun dengan mendengarkan musik/ lagu. Perlu diperhatikan juga bahwa buku bacaan hendaknya dikemas dengan gambar yang menarik agar siswa memiliki minat/kegemaran dalam membaca buku (Fiksi dan Nonfiksi). Untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat baca siswa dapat dilakukan dengan memberikan hadiah/ reward. Bagi siswa yang rajin berkunjung ke perpustakaan dan siswa yang sering meminjam buku dan juga siswa yang memiliki jumlah rangkuman/ ringkasan yang paling baik dan banyak. Hadiah/ reward diberikan setiap akhir semester berupa uang atau piagam penghargaan serta diberikan pada tiap tingkat kelas sehingga dapat menumbuhkan dan meningkatkan rasa suka membaca.
Dengan demikian Literasi Sekolah harus didukung oleh berbagai pihak (guru,siswa,orang tua) maupun pihak pemerintah melalui “Gerakan Literasi Sekolah” dengan pengawasan guru maupun peran serta orang tua yang senantiasa menyediakan fasilitas dan waktu untuk membaca sehingga siswa dapat meningkatkan minat baca.
Rini Wardiana
Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Purwantoro