Baru-baru ini Kemendikbud telah meluncurkan suatu ajakan yang dinamakan Gerakan Literasi Sekolah. Menurut Kemendikbud (2016) literasi sekolah adalah kemampuan siswa mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulia, dan atau berbicara. Tujuan gerakan literasi ini adalah meningkatkan budaya baca dan menulis bagi seluruh warga sekolah sehingga dapat menumbuhkan budi pekerti dan akhlak mulia.
Gerakan literasi sekolah menjadi penting dalam dunia pendidikan atau di sekolah. Di sekolah kegiatan membaca dan menulis haruslah dibiasakan. Anak “dipaksa” untuk mengakses langsung kesumbernya, sehingga pengetahuan siswa bertambah dengan sendirinya. Selain itu siswa dilatih ketrampilan dalam bidang menulis yang akan berguna dalam mengerjakan tugas-tugas disekolah.
Salah satu tahapan dalam kegiatan literasi adalah tahap pengembangan yang pelaksanaannya ditekankan pada siswa untuk bisa menunjukkan keterlibatan pikiran dan emosinya dengan proses membaca melalui kegiatan produktif baik secara lisan maupun tulisan. Selanjutnya ada indikator keberhasilan dalam pelaksanaan gerakan literasi ini. Indikator yang dimaksud menurut Kemendikbud (2016) adalah adanya unjuk karya yang merupakan hasil dari kemampuan berkomunikasi secara kreatif baik secara verbal maupun tulisan.
Media yang paling tepat untuk mewujudkan indikator diatas salah satunya adalah majalah dinding. Sesuai dengan namanya, majalah dinding adalah majalah yang dipasang di dinding, dengan prisip yang tercermin lewat penyajiannya yang berwujud tulisan, gambar atau kombinasi keduanya.
Dengan adanya majalah dinding siswa termotivasi untuk menciptakan karya yang akan ditampilkan dimajalah tersebut. Sudah barang tentu peranan seorang guru dalam hal ini tidaklah kecil. Guru harus bisa menyeleksi karya siswa yang dianggap layak untuk ditampilkan. Selain itu, sebelumnya guru memberikan tema-tema tertentu pada periode tertentu. Dengan demikian setiap periode, isi dari majalah dinding tersebut berupa tema tertentu.
Untuk memotivasi siswa agar gemar berkarya guru juga harus mempunyai trik-trik tertentu, misalnya dengan memberikan penghargaan kepada siswa yang tulisan dan karyanya dimuat dimajalah dinding. Dengan diberikan penghargaan, siswa semakin bersemangat untuk membangun kebiasaan menulis atau membuat karya yang lain. Ketika seorang siswa mwmbaca tulisan teman yang tampil dimajalah dinding, maka siswa yang lain akan termotivasi juga untuk membuat sebuah karya.
Selain sebagai media menulis, mading juga dapat digunakan untuk menyalurkan kesenangan membaca. Dalam hal ini mading punya andil yang besar. Mading dapat tampil setiap saat tanpa ada kesulitan. Dengan demikian siswa setiap saat bisa membaca karya-karya yang ditampilkan dalam mading tersebut. Dengan membaca mading tersebut, siswa juga akan bergairah untuk mencari bacaan lain sebagai bahan pembanding yang pada akhirnya akan menumbuhkan kreativitas pada siswa untuk gemar menulis.
Dari uraian diatas, jelaslah bahwa mading berperan penting dalam melahirkan pengetahuan, ketangkasan berfikir, dan terbentuknya kecerdasan siswa. Selain itu tidak mustahil, dengan sering berlatih menulis dimajalah dinding, siswa menjadi terbuka wawasannya untuk lebih mengembangkan kesenangannya dalam bidang tulis menulis secara profesional saat dewasa kelak.
Nety Herowati,S.Pd.SD
SD Negeri 1 Kecepit Punggelan