Make A Match Tingkatkan Keaktifan Belajar

Karno, S.Pd.SD Guru SDN 1 Krandegan Kab. Banjarnegara
Karno, S.Pd.SD Guru SDN 1 Krandegan Kab. Banjarnegara

Pendidikan merupakan usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat kelak. Pendidikan merupakan sesuatu yang bersifat dinamis karena selalu menuntut adanya perbaikan yang terus menerus. Komponen utama dalam kegiatan belajar mengajar adalah siswa sebagai subyek belajar, dan guru. Oleh karena itu, paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru hendaknya dirubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning).

Dalam pembelajaran harus terdapat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Sehingga diharapkan pembelajaran yang terjadi merupakan pembelajaran menjadi lebih bermakna (meaningful), siswa tidak hanya belajar untuk mengetahui sesuatu (learning toknow about), tetapi juga belajar melakukan (learning to do), belajar menjiwai (learning to be), dan belajar bagaimana seharusnya belajar (learning to learn), serta bagaimana bersosialisasi dengan sesama teman (learning to live together).Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar yaitu dengan menggunakan model Make A Match atau Mencari Pasangan.

Make a Match merupakan salah satu metode pembelajaran yang dibangun dari prinsip pembelajaran kooperatif. Pembelajaran ini termasuk pembelajaran aktif dan merupakan salah satu teknik instruksional dari berpikir aktif yang dapat membantu siswa dalam hal mengingat apa yang telah mereka pelajari dan dapat menguji pemahaman siswa setelah guru menjelaskan materi pembelajaran.

Baca juga:  Pembiasaan Membaca Asmaul Husna Tingkatkan Karakter Peserta Didik

MakeA Match (Lorna Curran 1994: 54) adalah salah satu permainan dengan langkah-langkah sebagai berikut :1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisibeberapakonsepatautopik yang cocok sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.2) Setiap siswa mendapatkan satu kartu.3) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban).5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu akan diberi point.6) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiapsiswamendapatkartuyang berbeda dari sebelumnya.7) Demikian untuk permainan selanjutnya seperti tersebut diatas. 8) Kesimpulan/penutup.

iklan

Pada penerapan model Make A Match, diperoleh beberapa temuan bahwa model Make A Match dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang ada di tangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan Nampak sebagian besar siswa lebih antusias

Baca juga:  Art For Economic, Mengapa Tidak ?

mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya masing-masing.

Kelebihan model Make a Match adalah mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan, materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa, mampu meningkatkan keaktifan siswa, Kerja sama antar sesame siswa terwujud dengan dinamis, munculnya dinamika gotong royong yang merata diseluruh siswa.

KekuranganmodelMake a Match adalah diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan, waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran, guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai, padakelas yang gemuk (>30 siswa/kelas) jika kurang bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti pasar dengan keramaian yang tidak terkendali.

Baca juga:  Media Visual Tingkatkan Keterampilan Menulis Puisi

Karno, S.Pd.SD

Guru SDN 1 Krandegan Kab. Banjarnegara

iklan