Memperoleh Pendidikan adalah hak setiap warga negara yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 yaitu Pasal 31 ayat 1, sebagai upaya untuk mengembangkan dirinya. Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ditegaskan bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Salah satu pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah Bahasa Indonesia. Dalam Kurikulum 13, materi pelajaran yang harus diperkenalkan dan diajarkan kepada siswa di kelas 3 adalah keterampilan produktif yaitu menulis.
Menulis merupakan salah satu keterampilan dasar yang ada pada pembelajaran Bahasa Indonesia . Menulis adalah suatu cara yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Melalui tulisan, diharapkan siswa dapat mengungkapkan ide, perasaan serta gagasannya. Kegiatan menulis terutama membuat karangan, bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, melainkan memerlukan suatu usaha dan latihan terus menerus. Menurut Suparno dan Yunus (2009:3.1) bahwa mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan gagasan dengan bahasa tulis.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang dilakukan di kelas 3B SDN Manyaran 01 semester 1 Tahun Pelajaran 2022/2023, ditemukan permasalahan bahwa siswa masih kesulitan dan ragu-ragu untuk menulis karangan. Padahal mereka diberi kebebasan untuk tema karangan mereka. Namun yang terlihat, siswa kesulitan untuk menuangkan gagasan serta menyusun kata-kata menjadi karangan yang baik. Beberapa siswa juga terlihat hanya menuliskan beberapa kalimat saja dan belum bisa menuangkan menjadi kalimat yang lebih lengkap dan luas. Data ini didukung dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis karangan yang masih rendah. Untuk kompetensi dasar membuat karangan, ada 30% siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas yang ditetapkan yaitu 78,00.
Dari hasil belajar tersebut, maka perlu dilakukan suaru perbaikan pembelajaran sehingga kemampuan mengarang siswa mengalami peningkatan. Penulis memilih media gambar seri untuk membantu siswa dalam berlatih mengarang. Menurut Arsyad (2002:119) gambar seri merupakan rangkaian kegiatan atau cerita yang disajikan secara berurutan. Sedangkan menurut Soeparno (1988:18-19) media gambar seri biasa disebut flow cart atau gambar susun. Gambar seri ini dibuat dalam ukuran yang besar dengan kertas karton/manila, yang di dalamnya terdapat beberapa gambar yang saling berhubungan satu sama lain. Dari gambar-gambar yang ada akan tersusun suatu rangkaian cerita yang utuh.
Agar pembelajaran mengarang dengan gambar seri dapat berjalan dengan optimal maka langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan adalah: 1) Siswa mengurutkan gambar-gambar yang sudah diberikan, menjadi suatu rangkaian cerita yang benar; 2) Dengan mengamati gambar, siswa membuat kalimat dari masing-masing gambar yang ada; 3) Dari kalima- kalimat yang telah dibuat selanjutnya dirangkai menjadi sebuah karangan yang utuh.
Penggunaan gambar seri dalam pembelajaran menulis mengarang di kelas 3 ini, terbukti efektif. Siswa akan terpusat perhatiannya pada gambar-gambar yang tersedia. Sehingga mereka akan lebih mudah menemukan kosa kata dan mengungkapkan apa yang ia lihat dalam bentuk tulisan. Siswapun terlihat lebih percaya diri dalam menuliskan ide/gagasannya. Pada akhir pembelajaran terlihat bahwa hasil belajar kompetensi menulis karangan siswa, terjadi peningkatan.Yaitu sebanyak 90% siswa yang memperoleh nilai di atas KKM yang dipersyaratkan.
Oleh
Aprilia Nur Fitriani, S.Pd
Guru SDN Manyaran 01
Kota Semarang