Masih Perlukah Pendekatan Ketrampilan Proses?

Pudjijatmo, S.Pd., M.Pd. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Grobogan
Pudjijatmo, S.Pd., M.Pd. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Grobogan

JATENGPOS.CO.ID – Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di kelas. Kenyataan menunjukkan sampai saat ini masih ada guru yang menyajikan pembelajaran hanya dengan “Transfer of knowledge“ atau mentransfer ilmu saja dalam pembelajaran  IPA  sehingga peserta didik belum terarahkan untuk memahami sendiri konsep-konsep IPA yang sedang dipelajari. Peserta didik belum mampu mengembangkan kemampuan kognitif (penalaran), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) seperti yang diharapkan.

Peserta didik hanya menghafalkan konsep-konsep IPA yang dipelajarinya tanpa memahami dengan benar. Akibatnya penguasaan konsep-konsep IPA sangat kurang. Selain itu guru cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas sehingga tidak terjadi hubungan timbal balik antar guru dan peserta didik yang berimplikasi terhadap kualitas pembelajaran dalam proses belajar mengajar IPA.

Baca juga:  Permainan Soal Estafet Dukung Pembelajaran IPS Sejarah

Penggunaan  pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran sangat cocok diterapkan oleh guru  IPA. Keterampilan proses dapat di klasifikasikan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Keterampilan proses dasar terdiri dari pengamatan, pengukuran, menyimpulkan, meramalkan, menggolongkan, mengkomunikasikan, sedangkan Keterampilan proses terpadu terdiri dari pengontrolan variabel, interpretasi data, perumusan hipotesa, pendefinisian variabel secara operasional, merancang eksperimen.

Keterampilan proses perlu dilatihkan/dikembangkan dalam pengajaran sains karena keterampilan proses mempunyai peran untuk membantu peserta didik belajar mengembangkan pikirannya, memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penemuan, meningkatkan daya ingat, memberikan kepuasan intrinsik bila peserta didik telah berhasil melakukan sesuatu, membantu peserta didik mempelajari konsep-konsep IPA.

iklan

Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup Kegiatan inkuiri meliputi; observasi, pengukuran, hipotesis, interpretasi data, pengumpulan data, analisis data, interpretasi data dan membuat teori. Beberapa kegiatan-kegiatan pada inkuari ilmiah sama dengan kegiatan-kegiatan keterampilan-keterampilan proses IPA.

Baca juga:  Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar Tematik saat PJJ dengan “Quizizz”

Untuk melatih peserta didik melakukan keterampilan–ketrampilan proses perlu disajikan beberapa kegiatan yang mengajak peserta didik untuk berpikir dan bekerja sesuai dengan keterampilan-keterampilan proses.

Untuk pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses baik dalam penyajian pembelajaran dengan eksperimen maupun non eksperimen sebaiknya guru menyiapkan lembar kerja peserta didik. Beberapa contoh LK Non- Eksperimen yang mengembangkan keterampilan proses adalah model menemukan pola, menemukan hipotesa, mencatat data, merancang eksperimen, menganalisa data dan menjelaskan hasil pengolahan data.

Untuk menguji kompetensi keterampilan proses peserta didik, sebaiknya guru menyajikan soal-soal yang selain menguji konsep IPA juga menguji keterampilan proses yang telah dipelajari peserta didik tetapi juga merupakan suatu pengetahuan proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga:  “TORBAYA” Dongkrak Prestasi Belajar Materi KPK dan FPB

Di tingkat SMP diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Pudjijatmo, S.Pd., M.Pd.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Grobogan
iklan