Matematika Humanistik yang Asyik

Eka Nurfitriana, S.Pd Guru Matematika SMAN 1 Baturetno
Eka Nurfitriana, S.Pd Guru Matematika SMAN 1 Baturetno

JATENGPOS.CO.ID, – Mengajar mata pelajaran matematika pada siswa jurusan IPS merupakan suatu tantangan tersendiri. Alasan sebagian besar dari mereka memilih jurusan IPS dikarenakan menghindari pelajaran yang banyak hitungannya. Oleh karena itu tugas guru untuk membuat mereka cinta pada matematika. Siswa jurusan IPS adalah mereka yang suka pada dunia sosial, dan perilaku manusia. Oleh karena itu perlu pembelajaran matematika yang manusiawi humanistik, sehingga matematika dapat dipelajari dan dialami sebagai bagian kehidupan manusia.

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari serta dapat digunakan untuk melayani berbagai disiplin ilmu. Pembelajaran matematika yang manusiawi berarti menempatkan matematika sebagai bagian dari kehidupan nyata manusia, tidak hanya menunjukkan konsep atau rumus-rumus matematika saja, melainkan tentang aplikasi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaranya menempatkan siswa bukan sebagai objek tetapi sebagai subjek yang menemukan pemahamanya melalui pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan dari sebagian siswa yang masih mengganggap matematika adalah pelajaran yang menakutkan, membingungkan. Salah satunya adalah dengan mewujudkan suatu kreatifitas dalam pembelajaran.

Baca juga:  “Group Investigation” Tingkatkan Hasil Belajar IPA

Kreatifitas merupakan salah satu ciri umum pembelajaran matematika yang humanistik. Kreatifitas tersebut diwujudkan dengan memberi kesempatan siswa untuk memecahkan masalah dengan berbagai cara dan menempatkan siswa sebagai seorang penemu. Selain itu, kedekatan secara personal antara guru dan siswa akan membuat siswa lebih terbuka untuk mengungkapkan kesulitan dalam pembelajaran matematika, sehingga akan lebih mudah untuk membantu mencari solusi yang tepat. Guru juga dituntut untuk bisa mengaitkan materi ajar dengan peristiwa atau kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menunjukkan keterkaitan matematika dengan realitas kehidupan, akan menjadikan pelajaran matematika lebih bermakna bagi siswa. Siswa tidak hanya menghafal rumus dan konsep tetapi dapat menerapkan konsep yang dipelajarinya untuk memecahkan persoalan riil yang dihadapi dalam keseharian. Dengan demikian matematika akan lebih humanis dan siswa merasa tertarik dalam belajar matematika. Mereka akan berusaha menyenangi matematika dan diharapkan akan berdampak pada peningkatan pencapaian prestasi.

Baca juga:  Tingkatkan Keterampilan Baca Tulis dengan Word Bank

Penerapan pembelajaran matematika humanistik diawali dengan penyajian masalah kontekstual, siswa menemukan solusi dari masalah kontekstual tersebut dengan cara mereka sendiri melalui interaksi di kelas, sehingga pemahaman matematika dibangun sendiri oleh siswa.Selama ini kebiasaan urutan mengajar dimulai dari teori/definisi kemudian contoh soal dilanjutkan latihan soal. Dalam latihan soal tersebut baru dihadapi soal cerita yang mungkin terkait dengan kehidupan sehari-hari. Soal seperti itulah yang kadang tidak mudah dipahami dan diselesaikan siswa. Oleh karena itu masalah yang ditulis dalam bentuk soal cerita sebaiknya ditempatkan di posisi awal pembelajaran untuk menemukan konsep tertentu yang selanjutnya mencapai perumusan umum.


Pembelajaran dapat berlangsung secara humanistik jika guru mampu memperlakukan siswanya secara manusiawi. Artinya guru percaya bahwa pada dasarnya siswa itu dapat belajar, dapat menemukan sesuatu, dapat memecahkan masalah, dapat bekerja sama dan dapat menerapkan konsep matematika dalam masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.Pelaksanaan pembelajaran matematika humanistik itu tidaklah mudah. Guru perlu benar-benar mengenal karakter siswa, memiliki rasa humor, mau terbuka untuk mendengarkan, mau membantu setiap kesulitan yang dihadapi siswa.

Baca juga:  Dampak GLS bagi Siswa Sekolah Dasar

Dalam prakteknya, pembelajaran humanistik lebih mementingkan pengalaman dan membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. Upaya untuk melaksanakan pembelajaran matematika agar matematika bermakna dan disenangi siswa perlu terus dilanjutkan. Pelaksanaan pembelajaran hendaknya berlangsung secara humanistik. Untuk itu diperlukan kerja keras guru, terutama dalam mencari masalah kontekstual dan sabar membimbing siswa ketika menyelesaikan permasalahan.

Eka Nurfitriana, S.Pd

Guru Matematika SMAN 1 Baturetno