Pembelajaran Matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan materi Matematika. Fungsi mata pelajaran Matematika ada 3, sebagai alat, sebagai pola pikir dan sebagai ilmu atau pengetahuan. Fungsi Matematika sebagai alat yaitu siswa diberi pengalaman untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi misal penyederhanan dari soal dalam bentuk cerita atau uraian. Fungsi Matematika yang ke dua bagi siswa, juga merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun penalaran antara pengertian-pengertian. Fungsi Matematika yang ketiga adalah sebagai ilmu atau pengetahuan. Seorang guru harus mampu menyampaikan ilmu Matematika beserta penerapannya. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran Matematika kelas IA SD Negeri 1 Karangkobar Kecamatan Karangkobar Semester I pada Tahun Pelajaran 2019/2020 pada materi bangun datar sederhana, peserta didik belum dapat menunjukkan prestasi belajar yang memuaskan. Ketuntasan belajar baru mencapai 37,04% dan nilai rata-rata 58,97, dengan KKM 70,00. Rendahnya prestasi belajar disebabkan pembelajaran masih bersifat konvensional dan masih didominasi guru (techer centered).
Guru biasanya menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah. Sedangkan siswa mendengarkan penjelasan guru dan mencatat apa yang ditulis guru di papan tulis. Kemudian guru memberikan latihan-latihan soal pada siswa dan siswa diminta untuk menyelesaikannya dengan rentang waktu yang ditentukan. Jika rentang waktu sudah habis maka siswa diberi kesempatan untuk menyelesaikan di papan tulis hanya beberapa siswa saja. Sedangkan siswa yang lain hanya mengganti hasil penyelesaian yang salah dengan hasil penyelesaian temannya di papan tulis yang sudah dinyatakan benar oleh guru. Jika hasil penyelesaian salah, guru memperbaiki dengan memberikan sedikit penjelasan. Tampaknya pembelajaran dengan model konvensional belum dapat melayani kebutuhan belajar siswa secara maksimal.
Melihat dan mencermati permasalahan yang ditemukan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menerapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Salah satu pembelajaran yang dijadikan alternatif dalam pembelajaran Matematika berikutnya, yaitu Realistic Mathematic Educatian (RME) atau Pembelajaran Matematika Realistik. Menurut Soviawati (2011) Realistic Mathematic Educatian (RME) adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika, sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih baik dari pada yang lalu. Menurut Suryanto (2007) karakteristik Realistic Mathematic Educatian (RME) adalah masalah kontekstual yang realistik digunakan untuk memperkenalkan ide dan konsep matematika kepada siswa. Siswa menemukan kembali ide, konsep, dan prinsip, atau model matematika melalui pemecahan masalah kontekstual yang realistik dengan bantuan guru atau temannya.
Sintaks dari Realistic Mathematic Educatian (RME) yaitu (1) Menyajikan masalah kontekstual , aktivitasnya guru memberikan masalah kontekstual dan mengarahkan siswa untuk memahami masalah tersebut, (2) Menjelaskan masalah kontekstual , aktivitasnya siswa diarahkan untuk mengumpulkan informasi dari masalah kontekstual, (3) Menyelesaikan masalah kontektual, aktivitasnya guru memimpin diskusi, memberikan pertanyaan, dan mengarahkan siswa mencapai tujuan pembelajaran, (4) Membandingkan dan mendiskusikan jawaban (5) Menyimpulkan, aktivitasnya siswa menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan materi lain dalam matematika
Penerapan Realistic Mathematic Educatian (RME) dapat menumbuhkan antusias dalam kegiatan belajar. Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa.. Mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif, nyaman, dan menyenangkan. Materi lebih mudah dipahami oleh siswa, karena siswa dituntut untuk bersikap aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini berimbas prestasi belajar Matematika materi bangun ruang sederhana siswa Kelas IA SD Negeri 1 Karangkobar pada kondisi awal rerata hanya 58,97 dengan ketuntasan belajar 10 siswa (37,04%). Setelah dilakukan penerapan Realistic Mathematic Educatian (RME) rerata menjadi 75,24 dan ketuntasan belajar 29 siswa (83,78%).
Tri Wisudawati, S.Pd.SD
Guru SD Negeri 1 Karangkobar