GROBOGAN – Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan iptek tersebut perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, terutama sekali berkaitan dengan faktor-faktor pengajaran di sekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran.
Di dalam proses kegiatan belajar dan mengajar, seorang guru diharapkan dapat memilih dan menerapkan media pembelajaran yang tepat. Sehingga pelaksanaan proses belajar dan mengajar dapat berjalan dengan baik, lancar, tidak membosankan dan tentunya dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih bermakna.
Pembelajaran materi haji di sekolah tidak dapat berjalan dengan baik. Hal ini terkendala oleh tidak tersedianya sarana untuk praktik pelaksanaan ibadah haji da. Penyampaian materi yang hanya ceramah membuat siswa bosan, tidak tertarik untuk belajar, sehingga tujuan pembelajaran sulit tercapai.
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai guru harus mampu mengorganisir semua komponen sedemikian rupa sehingga antara komponen yang satu dengan lainnya dapat berinteraksi secara harmonis ( suhito 2000 : 12 ). Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah pemanfaatan berbagai macam strategi dan kemampuan guru dalam memilih media yang cocok dengan materi atau bahan ajar. Salah satu media yang dapat digunakan yaitu media audiovisual.
Dalam media audio visual terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Dengan adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan menciptak pesan belajar melalui bentuk penglihatan atau tampak.
Pemakaian media audiovisual manasik haji dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang haji sangat membantu guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang haji dan umroh. Melalui audiovisual manasik haji siswa dapat mendengar dan melihat dengan jelas rangkaian kegiatan ibadah haji meliputi rukun haji, wajib haji dan sunah haji.
Rukun haji yang terdiri dari (1) Ihram atau niat haji yang ditandai dengan memakai pakain ihram, dapat dilihat bagaimana cara memakai pakaian ihram, (2) Wukuf di Padang Arafah, siswa bisa dengan jelas melihat apa yang dilakukan ketika wukuf di Padang Arofah,(3) Tawaf , siswa dapat melihat bagaimana cara mengelilingi Kakbah yang benar, (4) Sa’i, siswa dapat melihat cara berlari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwah, (5) Tahallul yaitu mencukur rambut minimal 3 helai (6) Tertib artinya dilakukan secara berurutan.
Wajib haji terdiri dari: (1) Ber ihram dari miqat, siswa dapat mengetahui tempat-tempat miqotnya bagi jamaah haji Indonesia, (2) Mabit ( bermalam ) di Muzdalifah, siswa dapat melihat suasana ketika bermalam di Muzdalifah dan yang dilakukan ketika di Muzdalifah yaitu mengambil kerikil untuk persiapan melontar jumrah di Mina, (3) Melontar jumroh aqobah, siswa dapat melihat cara melontar jumrah,jumlah kerikil yang dilontarkan, (4) Melontar tiga jumrah yaitu jumrah ula, jumrah wusta, dan jumrah aqobah, siswa dapat melihat cara melontar yang benar, (5) Mabit ( bermalam ) di Mina pada hari tasyrik yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, dan (6) Menjauhikan diri dari semua perbuatan yang dilarang.
Sunah haji yaitu: (1) Membaca talbiyah yang dibaca sejak ihram sampai melontar jumrah dapat didengar dan dilihat oleh siswa, bahkan siswa diharapkan ikut menirukan bacaan talbiyah, (2) Membaca salawat Nabi Muhammad, (3) Melaksanakan tawaf qudum sebagai penghormatan bagi Kakbah, (4) Masuk ke Baitullah dan Hijr Ismail. Rangkaian kegiatan tersebut dapat didengar dan dilihat oleh siswa melalui audio visual manasik haji.
Setelah siswa melihat tayangan manasik haji, guru memperjelas dengan metode ceramah dan tanya jawab. Sehingga dengan demikian diharapkan siswa akan lebih tertarik dan termotivasi dalam belajar dan proses pembelajaran menjadi efektif.
Dapat disimpulkan bahwa manfaat pembelajaran melalui media audio visual manasik haji yaitu: (1) membangkitkan gagasan yang bersifat konseptual, sehingga mengurangi kesalahpahaman siswa dalam belajar, (2) Memperoleh pengalaman-pengalaman nyata yang merangsang aktifitas diri siswa untuk belajar, (3) Mengembangkan jalan pikiran yang berkelanjutan, dan (4) Siswatermotivasi untuk belajar tentang agama Islam
OLEH :
Dra. SRI LAILI BADI’AH
GURU SMP NEGERI 2 TOROH, KAB. GROBOGAN