Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) sebagai bagian integral dari pendidikan memiliki tugas yang unik, yaitu menggunakan “gerak” sebagai media membelajarkan peserta didik. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 22 Tahun 2006 bagian latar belakang SKKD, secara khusus dinyatakan bahwa penjasorkes bertujuan agar peserta didik memiliki tujuh kemampuan yakni: 1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. 2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. 3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. 4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. 5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, bekerjasama, percaya diri dan demokratis. 6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. 7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran terampil, serta memiliki sikap yang positif.
Bermacam materi pembelajaran penjasorkes di sekolah tidak semuanya menarik untuk dipelajari oleh peserta didik tingkat sekolah dasar yang ada pada tahap perkembangan awal. Materi pembelajaran senam, khususnya aktivitas ritmik adalah bagian dari materi yang kurang diminati oleh peserta didik.
Hasil observasi di SD Negeri Sukorejo 02 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang menunjukkan bahwa peserta didik-siswi secara umum kurang tertarik pada pembelajaran aktivitas ritmik. Masih banyak peserta didik yang mengeluh ketika diajak bersenam karena cenderung menyukai permainan. Kurang tertariknya terhadap materi aktivitas ritmik disebabkan karena beberapa faktor antara lain adalah: 1) bosan dengan pembelajaran yang diberikan, 2) merasa tidak dapat melakukan, 3) merasa takut setiap akan melakukan gerakan, 4) guru kurang terampil dalam mengemas pembelajaran 5) pembelajaran aktivitas ritmik tidak bervariasi
Perkembangan teknologi sekarang ini sangatlah pesat. Salah satu produk teknologi berupa media yang dapat memberikan kemudahan dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah media audio visual. Media audio visual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran (penonton). Audio visual adalah segala sesuatau yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial (Daryanto, 2010: 88).
Dengan memanfaatkan media audio visual, guru lebih mudah menyampaikan pembelajaran aktivitas ritmik kepada peserta didik khususnya di tingkat sekolah dasar. Media audio visual menyajikan gambar bergerak dikombinasikan dengan latar suara yang menjadi keunggulan media audio visual dengan media yang lain. Materi aktivitas ritmik membutuhkan latar suara sebagai pedoman ritme gerakan dan gambar bergerak sebagai pedoman rangkaian gerakan senam. Menggunakan media audio visual dalam pembelajaran aktivitas ritmik dapat memberikan kemudahan bagi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan ditampilkannya gambar bergerak dan suara yang dapat diputar ulang sehingga ketika peserta didik mengalami kebingungan dapat diputar ulang gerakannya.
Penerapan media audio visual juga dapat menarik minat peserta didik dalam pembelajaran aktivitas ritmik karena penggunanya belum pernah dilakukan sebelumnya. Selain itu guru dapat mengembangkan kemampuan kognitif, kreatif, dan inovatif yang lebih baik dengan harapan akan mendapatkan hasil pembelajaran yang lebih maksimal. Bentuk dari pemanfaatan teknologi informasi dalam media pembelajaran salah satunya dengan cara pengembangan media audio visual dalam penyampaian materi. Media audio visual atau multimedia memberikan kesempatan kepada guru untuk berlatih tidak hanya dengan satu sumber seperti coach atau trainer, tetapi memberikan kesempatan kepada subjek belajar untuk mengembangkan kemampuan kognitif dengan lebih baik, kreatif, dan inovatif.
Slamet Mokhamad, S. Pd.
Guru SDN Sukorejo 02 Semarang