Membaca dan menulis permulaan merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan membaca dan menulis di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai memasuki bangku di kelas 1 sekolah dasar, membaca dan menulis permulaan merupakan menu utama serta modal utama. Kemampuan membaca dan menulis lebih diorientasikan kepada tingkat dasar yakni kemampuan melek huruf, maksudnya anak-anak dapat mengubah dan melafalkan lambang- lambang tertulis menjadi bunyi – bunyi yang bermakna. Kondisi tersebut juga terjadi di SDN Cepogo Kembang.
Sebagaimana digariskan dalam kurikulum (Sejak kurikulum Bahasa Indonesia 1987), Tujuan akhir dari pengajaran Bahasa Indonesia adalah siswa terampil berbahasa, dalam kehidupan sehari-hari kegiatan berbahasa tercermin dalam empat aspek keterampilan berbahasa, yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis, pemerolehan keempat keterampilan tersebut bersifat hierarkis, artinya pemerolehan keterampilan berbahasa yang satu akan mendasari keterampilan lainnya. Pembelajaran berbahasa bukan semata- mata untuk menambah pengetahuan danketerampilan siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia, melainkan juga meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat aspek yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis (Depdiknas,2006:328)
Masalah yang mendasar yang dihadapi anak kelas 1 adalah membaca dan menulis, bagaimana guru harus bisa menerapkan metode pembelajaran yang baik kepada anak didiknya sehingga anak didik senang membaca dan menulis sesuai dengan hasrat dan keinginannya sendiri. guru berusaha menuliskan huruf- huruf di papan tulis sehingga menjadi kata-kata, guru memulai dengan kata- kata sederhana, sebagian siswa senang dan lancar membaca, namun ada sebagian siswa yang belum lancar membaca dan menulis, dengan metode pembelajaran yang sesuai yang diterapkan seorang guru maka siswa akan lebih senang membaca dan menulis, dengan memanfaatkan benda di sekitar siswa akan senang sekali membaca dan menulis dengan cepat, suatu contoh : anak melihat benda di sekitarnya yaitu benda buku, pensil, meja, kursi dan lain sebagainya, begitu anak melihat benda tersebut anak langsung membaca dengan sendirinya dan nantinya anak akan senang menulis dengan sendirinya melihat benda disekitar tersebut,( dibaca langsung ditulis) karena anak- anak senang sekali melihat dengan benda nyata, dengan melihat benda nyata otomatis anak langsung bisa berfikir membaca dan bahkan senang menulis dengan cepat.
Penggunaan media pembelajaran diatas diharapkan dapat membantu siswa dalam membaca dan menulis permulaan, hal ini dikarenakan anak kelas 1 SD pada umumnya berusia enam tahun, umur tersebut biasanya masih berfikir konkkret, yaitu anak akan mengenali benda- benda nyata, dengan benda disekitar siswa akan lebih senang membaca dan menulis, sehingga siswa di dalam kelas senang membaca dan menulis, tolak ukur keberhasilan dari media benda sekitar tersebut adalah dapat dilihat dari penilaian , baik proses pembelajaran maupun dari penilaian akhir siswa.
Adapun aspek yang dinilai guru yaitu tugas mandiri dan tugas kelompok, dari tugas mandiri siswa bisa mendapatkan benda di sekitar yang berbeda dan langsung menyebutkan benda tersebut terus ditulis dibuku harian siswa, dan dari hasil tugas kelompok siswa bisa mendapatkan tiga benda di sekitar lalu di sebutkan dan langsung dituliskan di kertas yang sudah disediakan dan siswa mampu mempresentasikan hasil kelompoknya sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Berdasarkan data dan pembahasan yang telah diperoleh selama proses pembelajaran dengan media benda disekitar, diperoleh simpulan bahwa penggunaan media benda sekitar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis, dengan media benda sekitar, siswa lebih termotivasi, terinspirasi, senang aktif dan kreatif dalam menemukan benda sekitar sehingga tercipta pembelajaran yang aktif dan kreatif, serta menyenangkan dan ke depannya siswa mampu membaca dan menulis dengan baik dan terampil.
Marfu’ah, S.Pd. SD
Guru SD Negeri 4 Cepogo, Kembang, Jepara