Media Gambar Tingkatkan Berhitung Anak Tuna Grahita

Sri Sukarni, S.Pd ( Guru SLB Negeri Kendal )
Sri Sukarni, S.Pd ( Guru SLB Negeri Kendal )

Potensi dan kemampuan setiap anak berbeda-beda demikian juga dengan anak tuna grahita, maka untuk kepentingan pendidikannya, pengelompokkan anak tuna grahita sangat diperlukan. Namun tentunya pelajaran berhitung yang disampaikan kepada anak tuna grahita berbeda dengan pelajaran matematika atau berhitung pada umumnya. Materi pelajaran berhitung bagi anak tuna grahita harus lebih kongkrit dan sesuai dengan kebutuhannya. Jika sesuai mereka pun dapat mengikuti pelajaran berhitung dengan baik. Matematika termasuk mata pelajaran yang cukup sulit bagi anak tuna grahita dan bahkan bagi anak normal pada umumnya. Hal ini karena mata pelajaran matematika bukanlah merupakan pelajaran yang bersifat hafalan, akan tetapi untuk mempelajarinya diperlukan konsentrasi dan kemampuan mengkoordinasikan antara panca indera dan gerak tubuhnya. Sedang anak tuna grahita selain memiliki prestasi belajar matematika rendah juga memiliki kelainan motorik. Sehingga perlu mendapatkan latihan sensomotorik.

Anak tuna grahita pada umumnya mengalami kesulitan dalam membilang, menulis lambang bilangan, begitu juga pada anak tunagrahita kelas II SLB Negeri Kendal. Anak-anak bisa menunjukkan gambar tetapi untuk membilang mereka belum bisa, gambar yang ditunjuk sama mengucapkan bilangan tidak sesuai.

Baca juga:  Tips Cepat Belajar Membaca

Selama ini guru dalam proses belajar mengajar menggunakan metode ceramah yang membuat sebagian murid merasa jenuh dan kurang memperhatikan guru saat proses pembelajaran. Hal semacam ini yang membuat guru harus dituntut aktif dan kreatif dalam menggunakan metode maupun model yang sesuai dengan keadaan/ kondisi peserta didik yang dihadapi. Guru merupakan sosok yang keberadaannya tidak dapat digantikan olehy media atau fasilitas pembelajaran apapun. Kehadiran guru masih tetap diperlukan, sebagaimana dikemukakan Sopadi (1999:23) “kehadiran guru sebagai sosok yang berdiri di depan kelas, keberadaannya sampai kapanpun tidak dapat digantikan oleh media pembelajaran secanggih apapun. Guru harus tetap melaksanakan pembelajaran secara langsung di depan kelas”. Media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara guru dan siswa. Hal ini sangat membantu guru dalam mengajar dan memudahkan siswa menerima dan memahami pelajaran

Baca juga:  Penerapan Model Pembelajaran Tipe Picture and Picture.

Kondisi awal rendahnya minat dan prestasi siswa menjadi dasar untuk meningkatakan kemampuan mengurutkan bilangan pada mata pelajaran matematika. Pendidik mempunyai strategi khusus dalam memilih dan menggunakan media yang tepat dan mudah dipahami oleh peserta didik, terutama bagi anak tuna grahita sehingga pemahaman media gambar dapat menarik perhatian siswa dalam membilang dan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika. Tujuan dari media gambar dapat menarik siswa untuk ikut berpartisipasi, siswa fokus pada pembelajaran karena media yang digunakan sangat inovatif, lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukan gambar angka mengenai materi yang dipelajari, dan pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru. Gambar sangat membantu siswa kelas II tuna grahita dalam membilang kumpulan benda. Dengan media gambar siswa lebih mudah mengingat dan menghafal tentang bilangan, “Gambar pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran. Gambar membantu mereka dalam kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam menerima materi pelajaran”. (Arif S. Sadiman: 1984).


Baca juga:  Strategi Parery Tingkatkan Minat Speaking Anak

Bagi anak-anak tuna grahita, mereka juga perlu belajar berhitung. Namun tentunya pelajaran berhitung yang disampaikan kepada anak tuna grahita berbeda dengan pelajaran matematika atau berhitung pada umumnya. Materi pelajaran berhitung bagi anak tuna grahita harus lebih kongkrit dan sesuai dengan kebutuhannya. Jika sesuai dengan hal itu maka mereka pun dapat mengikuti pelajaran berhitung dengan baik.

Sri Sukarni, S.Pd
( Guru SLB Negeri Kendal )