Media pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi kepada orang lain. Dalam hal ini antara pesan guru yang akan diterima siswa harus diupayakan menggunakan media pembelajaran yang tepat agar mendapatkan hasil belajar yang optimal. Media pembelajaran sebagai alat pembelajaran konkret harus dapat menarik perhatian siswa agar hasil belajar dapat meningkat, karena pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang tepat dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih bermakna. Setelah dilakukan pembelajaran Matematika di kelas II SD Negeri 2 Kalirancang, dimana guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan tugas tetapi tidak menggunakan media pembelajaran tentang penjumlahan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 20 siswa ternyata baru 5 siswa yang memiliki standar ketuntasan belajar minimal yakni mendapat nilai sama atau lebih besar dari 70. Jika dipersentase hasil belajar siswa dari 20 anak yang tuntas hanya 25% sedangkan yang belum tuntas 75%.
Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika tentang operasi hitung penjumlahan memerlukan tindakan konkret guru. Oleh karena itu penulis mencoba melakukan tindakan perubahan proses pembelajaran yakni dengan menggunakan media “kartu bergambar” dalam pembelajaran matematika. Dengan menggunakan media “kartu bergambar” diharapkan dapat meningkatkan hasil pembelajaran matematika tentang penjumlahan di kelas II Semester I SD Negeri 2 Kalirancang.
Sesuai dengan judul yang penulis buat maka media “kartu bergambar” termasuk ke dalam media visual. Salah satu media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas dua adalah media “kartu bergambar”. Menurut Glenn Doman ( dalam Samsodin, 2012: 1 ) Media “kartu bergambar” adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata atau bilangan. Media “kartu bergambar” yang penulis gunakan pada proses pembelajaran matematika tentang operasi hitung penjumlahan, pada dasarnya merupakan kertas tebal dengan ukuran 17 x 22 cm yang tengahnya terdapat gambar materi sesuai dengan pokok bahasan.
Kelebihan dan kelemahan media “kartu bergambar” menurut Sadiman ( dalam Sadidah, 2012: 6 ) adalah (1) Sifatnya konkrit, lebih realistis menunjukan pokok masalah. (2) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. (3) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. (4) Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk usia berapa saja sehingga dapat mencegah kesalahpahaman. (5) Harganya murah, mudah diperoleh dan digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. Adapun kelemahan media kartu bergambar adalah (1) Hanya menekankan persepsi indra mata. (2) Benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. (3) Ukurannya sangat terbatas untuk komplek besar.
Hasil belajar merupakan sesuatu penguasaan pengetahuan atau keterampilan bagi peserta didik terhadap konsep pembelajaran yang dikembangkan dalam setiap mata pelajaran. (Qonita, 2009 : 148)
Dari hasil penelitian di siklus I dan II dapat diketahui bahwa dari 20 siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM adalah 2 siswa atau 10 % dan siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM adalah 18 siswa atau 90%. Berdasarkan data tersebut jelas adanya peningkatan hasil belajar dibandingkan dengan studi awal. Dengan kondisi pencapaian hasil belajar 90% maka sudah cukup untuk membuktikan bahwa media kartu bergambar memang sangat berpengaruh pada pencapaian hasil belajar.
Berdasarkan permasalahan hasil penelitian dan pembahasan, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa media “kartu bergambar” dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika tentang penjumlahan kelas II SDN 2 Kalirancang.
FARIKHATUN, S.Pd.
GURU SDN 2 KALIRANCANG
KEC. ALIAN KAB. KEBUMEN