Suatu hal yang menjadi perhatian kita adalah anak-anak kecil yang belum bisa membaca, tetapi sudah pandai main game di HP. Begitu pula siswa kami sudah pintar menggunakan HP. Pada saat ini kami di tugasi mengajar kelas VI yang sebagian siswanya belum lancar membaca. Siswa kami suka main laptop, bahkan sudah waktu istirahatpun masih asyik main laptop. Melihat kenyataan yang baik itu, kami manfaatkan sebagai media pembelajaran. Padahal minat membaca pada ATG(Anak Tunagrahita) pada umumnya sangat rendah.
Hal tersebut dikarenakan kemampuannya yang terbatas. Seperti halnya yang kami hadapi pada siswa kami. Kami telah menghadapi siswa ATG selama 22 tahun lebih. Namun kenyataanya siswa kami yang belum bisa membaca ,tetapi sangat lincah main game di laptop. Oleh karena itu kami telah mempraktekkan pada siswa kami untuk merangsang minat membaca kami menggunakan laptop dalam pembelajaran. Pada saat ini kami mengajar kelas VI di SLB C YPALB Karanganyar. Siswa kami ternyata sangat suka bermain laptop. Hal itu kami manfaatkan untuk meningkatkan kemampuan membaca.
Kami menulis kata-kata di laptop yang di setting ukuran besar, dimulai dari kata-kata yang sederhana yang terdiri dua huruf saja dulu contoh : ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, co, da, di, du, de, do, dan seterusnya . setelah lancar meningkat ke kata yang terdiri tiga huruf dulu contoh : aba, abi, abu, abo,aca, aci, acu, aco, ada, adi, adu, ado, dan seterusnya sudah lancar, kita teruskan meningkat satu kata terdiri empat huruf contoh: buku, meja, sapu, soto, gule, bola, baju, satu, tiga, lima dan seterusnya . intinya pembelajaran kita mulai dari yang mudah dan sederhana sehingga siswa merasa senang dan nyaman serta berkembang.
Dalam memberikan layanan pendidikan bagi ABK memerlukan kesabaran dan kejelihan. Terlebih ABK tunagrahita. Hal ini disebabkan karena tingkat kecerdasannya di bawah rata-rata. IQ mereka sekitar 50-70. Dalam memberikan konsep materi pelajaran perlu dilakukan secara berulang-ulang dan sebaiknya menggunakan alat peraga atau media yang relevan. Dengan menggunakan alat peraga atau media menjadikan siswa lebih tertarik, senang dan tidak lekas bosan. Bagi mereka yang sudah jelas dalam menerima pelajaran, namun bila ditanya belum tentu bisa menjawab dengan benar. Hal itu disebabkan karena ingatan anak tuna grahita tidak setia artinya mudah hilang atau lupa. Seorang guru di SLB harus kreatif dalam melaksanakan tugasnya. Karena kemampuan siswa yang beragam dan berbeda.
Pelayanan pedidikan pada SLB mestinya secara individual. Karena ABK terutama tunagrahita memiliki kemampuan yang beragam . Daya serapnya berbeda-beda. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep yang diajarkan guru ditunjukkan dengan prestasi akademik siswa. Tidak jarang siswa kelas VI yang belum lancar membaca. Namun ternyata siswa kami pandai bermain game baik di hp maupun di laptop. Maka kami manfaatkan celah yang baik itu untuk sarana pembelajaran. Ternyata siswa sangat asyik dan senang sekali belajar membaca dengan media laptop. Bahkan sampai waktu istirahatpun siswa masih maunya belajar membaca terus.
Strategi yang kami lakukan sebenarnya sangat sederhana, yaitu : 1. Dimulai dari belajar membaca kata yang sederhana, dan yang mudah dulu, kami ulang-ulang sampai siswa benar-benar bisa. Setelah siswa lancar baru kami tingkatkan ke level berikutnya. 2. Dengan bantuan gambar. Kita brosing gambar di internet, di bawahnya kita beri tulisan yang sesuai. Sebagai contoh, gambar bola di bawahnya di tulis “bola”, gambar meja, di bawahnya ditulis meja, gambar sapi dibawahnya ditulisi “sapi”, gambar baju di bawahnya ditulis “baju”,dan seterusnya, lama-lama gambar kita hapus tinggal tulisanya siswa disuruh membaca dengan bimbingan kita sampai lancar.
Kesimpulannya ternyata dengan menggunakan media laptop dapat meningkatkan kemampuan membaca , terbukti pada siswa kami yang telah kami praktekkan , karena anak merasa senang dan tidak bosan bermain laptop.
Sutimin, S,Pd
SLB C YPALB KARANGANYAR