Proses belajar matematika merupakan hal yang sangat penting, dimana proses itu terjadi di dalam pemikiran siswa. Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar merupakan implementasi dari keaktifan siswa di kelas. Misal dalam hal menganalisis pengalaman mengajar tentang keberhasilan belajar siswa tentang materi melukis Garis Singgung Persekutuan Luar Lingkaran (GSPL), yaitu materi yang ada di kelas VIII SMP. Berulang kali diterangkan cara melukis GSPL, berulang kali pula siswa mendapat nilai yang biasa saja bahkan ada yang nilainya di bawah Kriteria Ketuntasan Materi (KKM), walaupun ada juga siswa yang mendapat nilai di atas KKM atau nilai sempurna. Menyadari permasalahan tersebut, perlu adanya strategi yang tepat dalam pembelajaran Matematika.
Karakteristik siswa yang senang bergaul dengan teman sebaya dan bekerjasama sangat tepat bila dilakukan dengan pembelajaran secara berkelompok. Salah satunya yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran Tutor Sebaya yang harus mengutamakan peran siswa dalam pembelajaran dan kerjasama kelompok secara heterogen yang baik tanpa menghilangkan tanggungjawab kepada setiap individu.
Langkah pertama Penulis melaksanakan kegiatan pendahuluan, diantaranya: Penulis memberikan intermezzo dan memotivasi siswa agar tidak tegang dalam mengikuti pelajaran yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan seperti kegiatan menimba air di sumur atau melihat tali yang terlilit pada katrol pada sumur timba yang pada saat tali ditarik katrol tersebut akan berputar yang nantinya akan menyinggung tentang GSPL.
Setelah itu Penulis mulai menjelaskan materi GSPL yang didahului dengan pengertian garis singgung lingkaran yaitu garis singgung lingkaran tegak lurus dengan diameter lingkaran yang melalui titik singgungnya, melalui suatu titik pada lingkaran hanya dapat dibuat satu dan hanya satu garis singgung pada lingkaran, dan melalui suatu titik di luar lingkaran dapat dibuat dua garis singgung lingkaran, dan apabila dua garis singgung berpotongan pada suatu titik di luar lingkaran, maka jarak antara titik potong tersebut dengan titik-titik singgung kedua garis singgung tersebut sama.
Langkah selanjutnya adalah mulai melukis GSPL. Pertama, Penulis memilih siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, kedua, para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Siswa –siswa yang pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya. Para tutor sebaya dalam setiap kelompok dibimbing tersendiri oleh guru, mereka diajari langkah demi langkah cara melukis GSPL, sedangkan para anggota kelompok lain yang bukan tutor sebaya sementara diminta membaca teori melukis GSPL dari buku paket sambil menunggu para tutor sebaya dibimbing oleh guru.
Para tutor sebaya harus dipastikan mereka benar-benar menguasai cara melukis GSPL sebelum mereka dilepas kembali ke kelompoknya masing-masing untuk mengulang kembali melukis GSPL, membimbing teman-temannya dalam satu kelompok. Sementara itu Guru diharuskan juga berkeliling ke setiap kelompok untuk memantau proses saling membantu tersebut.
Dengan menggunakan metode tutor sebaya dalam melukis GSPL dapat menghilangkan rasa takut atau sungkan untuk bertanya antara siswa dengan guru. Antarsiswa lebih mudah berkomunikasi dan bekerjasama. Dengan demikian pembelajaran melukis GSPL akan lancar dan tidak memerlukan banyak waktu untuk mengulang materi, dan yang pasti nilai prestasi melukis GSPL di SMP 11 Semarang akan meningkat.
Maria Yoanita Nunik Triani. R, S.Pd
Guru SMP Negeri 11 Semarang