Membentuk Karakter Siswa dengan Permainan Tradisional

Siti Rochmah, S.Pd.SD

Pembelajaran tatap muka terbatas telah di ijinkan. Sebagian sekolah sudah mendapatkan ijin untuk melaksanakan Pembelajaran tatap Muka Terbatas ( PTMT ). Meskipun baru 50% yang berangkat sekolah setiap harinya, paling tidak siswa sudah merasakan kegembiraan tersendiri bertemu dengan guru dan teman-teman. Pandemi bukanlah waktu yang sebentar, siswa dan guru harus beradaptasi lagi mengenal satu sama lain. Untuk lebih mengenal lebih jauh dan menghilangkan rasa jenuh siswa selama belajar daring maka guru berpikir untuk membuat sebuah metode menggunakan permainan tradisional.

Siswa lebih tertarik untuk memainkan gadget, smartphone, video game, hingga game online. Terlebih, masa pandemi ini juga membuat anak-anak sulit berekspresi diluar, sehingga hanya gadget yang bisa dijadikan alat hiburan dirumah. Bukan tanpa alasan, mengapa permainan tradisioanal jauh lebih baik dari permainan modern saat ini. Hal ini dikarenakan, gadget memiliki dampak negatif bagi mental, sosial, hingga kesehatan anak.

Baca juga:  Kolase Gairahkan Pembelajaran Pada Anak TK

Meski dalam kondisi pandemi, beberapa permainan tradisional tetap bisa dimainkan dengan mengikuti protokol kesehatan. Permainan tradisional yang biasa dimainkan anak- anak SDN 3 kaliwinasuh, diantaranya gobag sodor, congklak, bola bekel, lompat karet, jingkrak/engklek, kucing jongkok, kelereng, petak umpet, egrang, bentengan, gasing, dan masih banyak lagi.

Permainan tradisional memiliki karakteristik yang memiliki dampak positif bagi perkembangan anak. Kata bermain untuk anak adalah refleksi pembebesan jiwa dari keterikatan dengan aturan orang tua. Ketika anak bermain, ia akan mengekspresikan kegembiraan hatinya serta berkomunikasi dengan teman sebayanya. Sehingga, anak bisa belajar bersosialisasi dan juga bergaul dengan lingkungan sekitarnya. Sedangkan kata tradisional merupakan cara berfikir dan juga tingkah laku yang sesuai dengan adat dan sudah ada sejak zaman dahulu.Permainan anak disebut juga sebagai simbolisasi pengetahuan yang secara turun temurun dan juga mempunyai berbagai macam dan fungsi di dalamnya.

iklan

Menurut Ashibly ( 2003) banyak sisi positif yang bisa didapatkan dari permainan tradisional Indonesia, antara lain (1) pemanfaatan bahan-bahan permainan yang berasal dari alam, (2) memiliki hubungan yang erat dalam melahirkan penghayatan terhadap kenyataan hidup manusia. Permainan tradisional mampu meningkatkan interaksi sosial yang berpengaruh pada kemampuan berkomunikasi anak, sikap saling menghargai, dan sportivitas melalui aturan –aturan yang ada dalam permainan sehingga anak mampu mengendalikan emosi dan sikap empati antar sesama.

Baca juga:  CTL Memotivasi Belajar IPS di Masa Pandemi

Dengan permainan tradisional, anak belajar lebih mencintai alam dan meningkatkan nilai spiritual kepada Tuhan YME melalui sikap moral dan nilai –nilai yang terkandung di dalamnya. Alam memberi pelajaran berharga agar anak selalu mensyukuri segala anugerah yang diberikan Tuhan melalui kekayaan alam yang berlimpah. Anak juga dituntut lebih kreatif dan imajinatif dalam memecahkan permasalahan sendiri dalam permainan.

Pada saat ini permainan anak-anak sudah beralih ke permainan elektronik yang modern seperti playstasion dan game online. Hal itu juga didukung penggunaan gadget yang semakin pesat. Melalui sambungan internet, gadget memudahkan seseorang bereksplorasi secara bebas di dunia maya tanpa ada batasan. Namun, disisi lain gadget memberikan berbagai dampak negatif terhadap perkembangan anak, seperti menghambat perkembangan motorik anak, menimbulkan masalah perilaku dan kesehatan fisik, seta menghambat perkembangan bahasa dan sosial anak.

Baca juga:  Pengaruh Media Sosial Bagi Anak SD

Pembentukan karakter anak dapat dilakukan melalui permainan tradisional. Untuk mengatasi lunturnya permainan tradisional di kalangan anak – anak pada zaman modern ini, perlu dilakukan upaya pelestarian permainan tradisional dengan cara mengintegrasikannya ke dalam kurikulum pembelajaran. Namun, pengintegrasian itu harus sesuai dan tepat sasaran. Selain itu permianan tradisional juga dapat dilakukan sebagai salah satu olahraga agar kita sehat, gembira dan terhindar dari rasa jenuh pada masa pandemi yang belum juga menghilang.

Siti Rochmah, S.Pd.SD

Guru Kelas

Guru SD Negeri 3 Kaliwinasuh, Purwareja Klampok, Banjarnegara

iklan