Mengenal Desa Wonosari sebagai Kampung Budidaya Ikan Lele

Kampung Bule Desa Wonosari, Kecamatan Bonang. (foto jatengpos.co.id)

JATENGPOS.CO.ID,  DEMAK – Desa Wonosari, Kecamatan Bonang popular sebagai Kampung Bule, Yaitu, kampung yang membudidayakan buah jambu sekaligus ikan lele. Budidaya buah dan ikan lele ini dinilai  mampu mengangkat derajat kemakmuran dan kesejahteraan bagi warga setempat.

Kampung berpenduduk 5 ribu jiwa ini dikenal dimana-mana dengan julukan kampung Bule (jambu lele). Di desa tersebut, banyak warga yang bekerja sebagai petani sekaligus pekebun jambu serta ternak lele. Dalam sejarah, desa yang berjarak 6 kilometer arah utara dari Kota Demak ini dulunya adalah desa miskin dan tertinggal dengan ditandai banyak rumah beratap welit (atap dari daun kelapa).

Pada 1990 an rumah warga 80 persen masih beratap welit, dinding gedek dan toilet alami yakni, sungai terpanjang. Namun, kampung itu sekarang sudah banyak berdiri rumah tembok yang menunjukkan peningkatan kesejahteraan secara ekonomi warganya dengan sanitasi kesehatan yang memadai.

Baca juga:  Pembinaan dan Peningkatan Kerjasama Mitra Bangga kencana melalui Pertemuan Operasional Penyuluhan KB di Kecamatan Bonang

 Ketua kelompok Sari Mino yang juga pemilik pemancingan Bule, Heru Eko Catur adalah tokoh masyarakat yang mengawali membudidayakan ikan lele dan jambu tersebut. Terhitung sejak 1991 hingga 2000 ternak lele menjadi sumber penghidupan keluarganya yang kemudian diikuti warga lainnya.


Sepuluh tahun berjalan, kolam lele yang dibuat kemudian dipadukan dengan penanaman buah jambu disekitar kolam lele tersebut. “Awalnya memang dari budidaya ikan lele. Kemudian, kita melihat ada prospek lain yakni menanam pohon jambu di lahan atau pekarangan kosong. Kebetulan, waktu itu banyak pekarangan yang tidak dimanfaatkan,”katanya.

 Karena itu, kata Catur, pekarangan dibuat kolam lele dan ditanami jambu. Jambu ditanam diantara tanggul kolam yang satu dengan tanggul kolam yang lain. “Maka, jadilah diatas kolam itu pohon jambu dan bawahnya ternak lele yang kemudian disebut dengan Bule (jambu lele),”kata pria kelahiran Bojonegoro 8 Juli 1962 ini.

Baca juga:  PDIP Kabupaten Semarang Siapkan Langkah Strategis Menangkan Pilkada

Mengapa tidak ditanami belimbing yang menjadi khas buah Demak Kota Wali?. Ini karena berdasarkan hasil survey, buah jambu lebih menguntungkan dan paling produktif untuk dipanen.  Kolam lele yang dibuat warga rata-rata berukuran 100 meter persegi.

 Kolam ini dapat menghasilkan 800 kilogram hingga 1 ton ikan lele dengan nilai Rp 16 juta perkolam. Ini dengan asumsi harga ikan lele Rp 16 ribu perkilogram. Hasil itu jika dikurangi dengan biaya perawatan dan lainnya petani setempat masih meraup untung Rp 3 juta pertiga bulan. Sebab, ikan lele dapat dipanen setiap 3 bulan sekali. (*)