JATENGPOS.CO.ID, – Hampir semua orang menyukai nyanyian. Nyanyian menjadi pewarna dalam kehidupan serta dapat mempengaruhi emosi seseorang. Makna dalam sebuah nyanyian berbeda-beda sesuai tujuan dibuatnya nyanyian tersebut. Kemampuan pengarang nyanyian dalam membuat sebuah syair terjadi karena pengarang ingin menyampaikan gagasan atau ide melalui kata-kata yang dapat mempengaruhi pendengarnya. Kemampuan pengarang juga kadang dipengaruhi oleh pengalaman dalam kehidupan nyata.
Menyanyi merupakan suatu kegiatan yang banyak disukai oleh peserta didik. Kadang para guru di lingkungan Sekolah Dasar mendengar celotehan peserta didik tentang nyanyian-nyanyian populer, baik itu nyanyian yang mendidik maupun kurang mendidik. Kadang pada waktu istirahat ada peserta didik yang menyanyikan lagu “Bojo Galak”, ada juga yang menyanyikan “Selimut Tetangga”, dan lain sebagainya. Seorang peserta didik yang seharusnya masih fokus mencari ilmu, namun terselip lagu-lagu yang kurang mendidik untuk usia Sekolah Dasar.
Bagi orang dewasa mungkin lagu seperti itu memang bagus untuk didengar dan menghibur. Bisa menyegarkan pikiran yang penat, melunakkan pikiran yang kaku, dan mengurangi stres dalam menjalankan berbagai macam pekerjaan. Namun itu bagi orang dewasa, bukan bagi peserta didik.
Peserta didik kadang bernyanyi tanpa mengetahui makna dalam kata-kata yang terdapat dalam syair lagu orang dewasa. Mereka bernyanyi “Bojo Galak” padahal usia Sekolah Dasar tentunya belum bersuami atau beristri.Usia Sekolah Dasar saatnya mengasah pikiran untuk mempersiapkan bekal hidup di masa depan demi tercapai cita-cita yang diharapkan. Jika peserta didik sedang menggandrungi nyanyian, lebih baik guru juga menggunakan metode melalui nyanyian untuk menyelipkan pengetahuan-pengetahuan dasar.
Untuk memahami pengetahuan, terlebih dahulu peserta didik haruslah hafal dasar-dasar dalam pengetahuan tersebut tanpa memaksanya harus menghafalkan dalam jangka waktu yang secepat-cepatnya. Agar peserta didik mudah menghafalkan materi pelajaran tanpa merasa tertekan, penulis sering kali menyelipkan sebuah nyanyian dalam materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di tingkat Sekolah Dasar.Penulis bukan menciptakan sebuah lagu, namun hanya mengubah syairnya saja dengan memasukkan dasar-dasar pengetahuan sehingga menjadi sebuah nyanyian.
Nyanyian dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sifatnya adalah untuk membantu peserta didik dalam menghafalkan dasar-dasar materi pelajaran tersebut. Menyanyi dapat memberikan kepuasan, kegembiraan, dan kebahagiaan bagi peserta didik sehingga dapat mendorong peserta didik untuk menghafalkan pelajaran dengan bernyanyi.
Dengan nyanyian diharapkan peserta didikakan mengingat materi pelajaran. Bukan hanya mengingat pada masa itu saja, namun mampu mengingat pada tahun-tahun berikutnya bahkan pada masa setelah melanjutkan ke SMP, SMA, maupun di Perguruan Tinggi.