Matematika merupakan salah satu mata Pelajaran wajib yang diajarkan di tingkat sekolah dasar. Materi bilangan adalah salah satu materi di SD yang sudah mulai dikenalkan sejak siswa duduk di kelas satu. Bahkan, tidak sedikit siswa yang sudah dikenalkan dengan bilangan serta beberapa operasi dasarnya sebelum mereka msuk SD. Aktivitas pengenalan bilangan ini diajarkan oleh orang tua sebelum anak memasuki jenjang SD, biasanya dilakukan dengan mencacah benda-benda di sekitar, misalnya gambar, atau alat pencacah lain seperti lidi, stik es krim, dan sebagainya. Kegiatan mencacah ini kemudian diabstrakan dalam simbol dengan menggunakan angka, sehingga pada tahap ini anak mulai diperkenalkan simbol angka-angka, dan diperkenalkan dengan konsep bilangan asli sebagai himpunan hasil pencacahan benda-benda konkrit yang ada di sekitar. Mereka melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan secara sederhana.
Salah satu materi bilangan yang diajarkan di tingkat SD kelas tinggi adalah bilangan bulat. Masalah yang sering dihadapi siswa dalam pembelajaran ini, adalah siswa mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep bukan karena mereka tidak mengerti konsep tersebut tetapi lebih ketidak mampuan siswa menyelesaikan soal. Salah satu konsep yang sulit dikuasai siswa dalam operasi bilangan bulat adalah penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hal ini juga dialami siswa kelas VI SD Negeri 01 kaligelang pada tahun Pelajaran 2023/2024 semester I, dimana dari hasil ulangan operasi hitung bilangan bulat dari 21 siswa hanya 48% atau 10 siswa yang mendapat nilai tuntas sesuai KKM yang telah ditentukan. Banyak diantara siswa yang masih bingung dalam mengerjakan operasi hitung bilangan bulat terutama Ketika operasi hitung tersebut melibatkan bilangan negative. Permasalahan yang lain yang sering terjadi, yaitu pencapaian target kurikulum, dimana materi harus diselesaikan sesuai dengan program yang telah direncanakan, hal ini menyebabkan siswa belum memahami materi, sedangkan materi Pelajaran sudah diganti dengan materi yang baru. Hal lain yang juga menyebabkan kurang berhasilnya pembelajaran karena pengajar kurang memanfaatkan alat peraga yang tepat.
Dari permasalahan di atas, guru harus merefleksi proses pembelajaran, dan mencari solusi untuk perbaikan pembelajaran tersebut. Salah satu hal yang bisa dilakukan guru dalam mengajarkan materi bilangan bulat adalah pemanfaatan alat peraga. Menurut Wijaya dan Rusyan (1994) alat peraga adalah media Pendidikan berperan sebagai perangsang belajar dan dapatmenumbuhkan motivasi belajar, sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar. Alat peraga yang bisa dimanfaatkan untuk materi operasi bilangan bulat bisa menggunakan manik-manik positif negatif. Penggunaan manik-manik diterapkan pada tahap pengenalan konsep bilangan bulat. Alat peraga ini bisa dibuat dari sterofom, kertas karton, tripleks atau benda lain yang ada di sekitar, yang dibentuk lingkaran kemudian bagian muka diberi tanda positif, muka yang lain diberi tanda negatif, untuk lebih menarik bisa diberi warna yang berbeda. Langkah-langkah penggunaan alat peraga ini, misalnya sebagia contoh 3+(-4). Kita ambil ambil 3 buah manik positif kita tempelkan ke papan peraga,kemudian tambahkan 4 manik negative, kemudian kita pasangakan positif dan negatif, bilangan terakhir yang tidak memiliki pasangan itulah hasil akhirnya. Jadi 3+(-4)=-1. Dengan alat peraga ini, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan memudahkan siswa menanamkan konsep bilangan bulat yang pada akhirnya hasil belajar siswa meningkat.
0leh: Nani Pancawati, S.Pd
Guru SD Negeri 01 Kaligelang,Kec.Taman,Kab.Pemalang