Belajar mengajar merupakan interaksi antara siswa dan guru. Seorang guru harus berusaha sebaik-baiknya agar siswa dapat memahami konsep materi pelajaran dengan baik, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Konsep atau pengatahuan yang berhasil dipahami siswa dengan jalan mengontruksi sendiri konsep atau pengetahuan tersebut maka pembelajaran akan menjadi lebih bermakna dan akan selalu diingat siswa.
Pembelajaran matematika pada kelas VI di SDN 02 Majalangu Kabupaten Pemalang sering dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan bagi siswa karena banyaknya hitungan, rumus, dan angka-angka yang memerlukan keahlian dan konsentrasi dalam mempelajarinya. Keadaan tersebut juga dipengaruhi oleh guru yang ketika dalam proses pembelajaran siswa hanya sebagai pendengar ceramah guru, akibatnya proses belajar mengajar menjadi membosankan dan dan menjadikan siswa kesulitan memahami konsep pembelajaran.Pendekatan yang dapat diterapkan dalam materi pembelajaran tentang pembagian bilangan adalah dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) atau Pembelajaran Matematika Realistik.
Menurut Tarigan (2008:3) pembelajaran Matematika realistic ini menekankan pada konteks nyata yang dikenal siswa dan proses konstruksi pengetahuna matematika oleh siswa sendiri. Pembelajaran matematika realistic ini sesuai dengan paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini merupakan salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
Treffer (dalam Ariyadi Wijaya, 2012:21) merumuskan lima karakteristik Realistic Mathematics Education (RME) sebagai berikut : pertama, penggunaan kontekstual di awal pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa dalam belajar matematika; kedua, penggunaan model untuk matematisasi progresif sebagai jembatan dari pengetahuan matemtika konkret menjadi matematika tingkat formal; ketiga, pemanfaatan hasil kontruksi siswa untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa; keempat, interaktivitas dalam pembelajaran matematika bermanfaat dalam mengembangan kemampuan kognitif dan afektif siswa secara stimulant; dan kelima, ketertarikan antar konsep matematika secara bersamaan.
Berdasarkan karakteristik di atas, RME memandang bahwa matematika harus dikaitkan dengan kenyataan yang dekat dengan pengalaman siswa. Dalam pendekatan RME atau pembelajaran matematika realistik siswa didorong atau ditantang untuk aktif bekerja, bahkan diharapkan dapat mengontruksi sendiri pengetahuan yang diperoleh.
Pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Suwarsono (2001:5) terdapat kekuatan atau kelebihan dari pembelajaran matematika realistic, yaitu pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa tentang keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-sehari dan kegunaan pada umumnya bagi manusia. Salah satu kelemahan RME yaitu pencarian soal-soal kontekstual yang memenuhi syarat-syarat yang dituntut dalam pembelajaran matematika realistik tidak selalu mudah untuk setiap pokok bahasan matematika yang dipelajari siswa, terlebih lagi karena soal tersebut harus bisa diselesaikan dengan berbagai cara. Peran guru menjadi sangat penting dalam mengatasi kelemahan pendekatan ini.
Dalam pembelajaran materi pembagian, siswa diminta membawa 10 buah permen ke sekolah. Kemudian siswa disuruh membagikan permen tersbut kepada temannya dua-dua hingga habis. Siswa menghitung jumlah teman yang memperoleh pembagian permen tersebut. Kegiatan ini dilakukan secara berulang-ulang kepada teman lain dengan mengubah banyaknya permen yang dibagikan. Setelah kegiatan ini dilakukan secara berulang-ulang siswa dapat memahami konsep pembagian sebagai pengurangan berulang. Dengan cara ini anak menemukan sendiri konsep dasar pembagian.
Penggunaan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dalam pembelajaran matematika pada materi pembagian di SDN 02 Majalangu Kabupaten Pemalang mampu menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan. Pemnbelajaran yang menekankan pada masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran sehingga hasil hasil belajar siswa pada pelajaran matematika meningkat.
Oleh: Abdulloh, S. Pd.
Guru SD Negeri 02 Majalangu, Kabupaten Pemalang