Pendidikan merupakan wadah kegiatan yang dipandang sebagai pencetak sumber daya manusia yang handal. Pendidikan bukanlah hal yang statis melainkan hal yang dinamis sehingga menuntut adanya perubahan dan perbaikan secara terus menerus, untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan jaman.
Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya kemampuan bernalar pada diri peserta didik yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis, memiliki sifat objektif, jujur, disiplin dalam memecahkan permasalahan baik dalam bidang matematika maupun bidang lain dalam kehidupan sehari-hari (Rachmadi, 2004). Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah maupun pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika. Namun kenyataan banyak ditemui peserta didik kesulitan dalam belajar matematika. Pelajaran matematika dianggap tidak menarik, membosankan dan tidak nampak hasilnya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis pada saat mengajar materi Bangun Ruang Sisi Lengkung kelas IX D SMP N 2 Dukuhwaru tahun pelajaran 2020/2021, saat melaksanakan pembelajaran menemui masalah, satu di antaranya adalah pemahaman peserta didik tentang bagaimana menghitung permukaan luas dan volum bangun ruang sisi lengkung. Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami materi diperlukan contoh-contoh atau latihan soal yang bertahap secara terus menerus.
Dengan seringnya peserta didik mendapatkan contoh atau soal dengan tahapan-tahapan yang ada, peserta didik tidak mudah lupa dengan konsep atau struktur. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal penulis berkolaborasi dengan rekan sejawat memilih cara atau metode yang pas, dengan memberikan materi dari tahapan paling sederhana sampai tahapan paling komplek yaitu menerapkan model pembelajaran dengan teori”SOLO” (Structured of Observed learning outcomes). Teori tersebut diungkapkan oleh Biggs dan Collis (1982: 22) adalah peneliti yang melakukan analisis teori belajar Piaget. Taksonomi SOLO dapat menggambarkan perkembangan kemampuan berfikir peserta didik dengan lima tahapan respon berfikir. 1) pengetahuan prasarat (prestructural) peserta diberi contoh sederhana terkait dengan materi 2) struktur tunggal dengan contoh yang memuat koneksi sederhana antar konsep matematika dengan konsep matematika yang lain 3) struktur jamak yang melibatkan beberapa konsep bangun ruang 4) relation penerapan dengan disiplin ilmu lain dan 5) perluasan abstraks contoh dan tugas yang berkaitan dengan materi sampai ke perluasaanya ( dalam kehidupan sehari-hari). Penulis dengan teori ini membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman pembelajaran materi bangun ruang sisi lengkung dengan contoh yang paling sederhana sampai yang paling komplek sesuai dengan tahapan yang ada. Penulis sebagai guru merasa tujuan pembelajaran tercapai dengan menggunakan teori SOLO khususnya pada materi ini, terbukti sebagian besar hasil pekerjaan peserta didik mendapatkan nilai yang memuaskan baik secara individu maupun kelompok dibandingkan dengan hasil pekerjaan peserta didik sebelumnya.
Labibatuz Zahro, S.Pd
SMP Negeri 2 Dukuhwaru