Menulis Berita dengan TTW

Nur Heni Chasanah, S.Pd Guru SMP Negeri 1 Gondang, Kabupaten Sragen
Nur Heni Chasanah, S.Pd Guru SMP Negeri 1 Gondang, Kabupaten Sragen

Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII di SMP Negeri 1 Gondang terutama menulis teks berita yang dilaksanakan selama ini kurang efektif dan kurang maksimal. Dari keseluruhan peserta didik kelas VIII hanya beberapa peserta didik yang sudah mampu menulis teks berita dengan baik, baik dari segi bahasa yang digunakan maupun kelengkapan unsur-unsur teks berita. Mayoritas peserta didik mendapatkan nilai 60 atau belum dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan, yaitu 75. Teks berita yang dibuat peserta didik kurang menarik karena bahasa yang digunakan monoton dan pemilihan kata yang kurang tepat. Hal ini dapat dilihat dari bahasa yang digunakan dan pola urutan Adiksimba (apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana) yang belum mendapat perhatian dari peserta didik.

            Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan menulis peserta didik. Maka digunakanlah model kooperatif tipe TTW (Think Talk Write). Model pembelajaran ini digunakan untuk membantu peserta didik agar lebih aktif dan produktif. Model pembelajaran ini dapat dijadikan sebuah alternatif. Model kooperatif tipe TTW (Think Talk Write) merupakan suatu model yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antarpeserta didik dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Baca juga:  Jembatan Keledai Tingkatkan Kemampuan Menghafal SPU

            Menurut Ansari (2003:4) Think Talk Write adalah suatu tipe model kooperatif untuk melatih keterampilan menalar. Model ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Alur kemajauan model kooperatif TTW (Thnk Talk Write) dimulai dari keterlibatan peserta didik dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses mengamati dengan saksama. Selanjutnya berdiskusi dan membagi ide dengan teman. Sehingga pada akhirnya peserta didik dapat menulis hasil pemikirannya. Model ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen dengan 4-5 peserta didik. Peserta didik diminta mengamati, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar, dan membagi ide bersama teman dalam kelompok, kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.

Baca juga:  Alternatif Layanan Pendidikan Pandemi Covid-19 Melalui Flipped Classroom

            Aktivitas berpikir atau think dapat dilihat dari proses mengamati. Menurut Wijaya (2007:79) bahwa upaya yang dapat dilakukan pendidik dalam membina peserta didik agar berpikir adalah dengan menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif, strategi mengajar lebih banyak ditampilkan keterampilan memecahkan masalah daripada menyampaikan pengetahuan dan mengajukan pertanyaan untuk bahan berpikir.

iklan

Talk atau berkomunikasi memungkinkan peserta didik untuk terampil berbicara. Komunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu kolaborasi dan meningkatkan aktivitas belajar dalam kelas, hal ini dapat terjadi karena peserta didik diberi kesempatan untuk berkomunikasi sekaligus dapat berpikir bagaimana cara mengungkapkannya dalam tulisan. Ansari (2008:85) mengungkapkan berkomunikasi atau berdialog baik antarpeserta didik maupun pendidik dapat meningkatkan pemahaman.

Write atau menuliskan hasil secara individu. Wijaya (2001:179) menulis membantu peserta didik merefleksikan pengalaman-pengalaman yang mereka alami. Aktivitas menulis akan membantu peserta didik dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan pendidik melihat pengembangan konsep dari peserta didik. Aktivitas menulis bermanfaat bagi pendidik untuk dapat memantau kesalahan peserta didik, miskonsep, dan konsistensi peserta didik terhadap ide yang sama.

Baca juga:  Pembinaan Berbusana Muslimah Sejak Dini

            Penerapan model kooperatif tipe TTW (Think Talk Write) dirasa sangat sesuai untuk meningkatkan keterampilan menulis teks berita. Model pembelajaran yang inovatif ini dapat meningkatkan minat belajar peserta didik dan mendorong peserta didik belajar aktif. Penggabungan model ini sangat sesuai karena dalam pembelajaran peserta didik dapat menemukan masalah dan memcahkannya sendiri secara bertanggung jawab. Hasil dari pembelajaran ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adanya peningkatan keterampilan menulis teks berita pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Gondang, setelah mengikuti pembelajaran dengan pencapaian nilai rata-rata 85. Hal ini menunjukkan peningkatan setelah menggunakan model kooperatif tipe TTW (Think Talk Write).

Nur Heni Chasanah, S.Pd

Guru SMP Negeri 1 Gondang, Kabupaten Sragen

iklan