Menyimak Cerita Wayang Pakai Visual Mind Mapping

Slamet Suroso, M.Pd. (Guru SMP Negeri 2 Sapuran-Wonosobo)
Slamet Suroso, M.Pd. (Guru SMP Negeri 2 Sapuran-Wonosobo)

WONOSOBO – Ternyata menyimak langsung sambil melihat gambar (Visual mind mapping) dapat meningkatkan kemampuan menyimak. Sebab dengan mendengarkan atau menyimak secara langsung dapat memberikan kesan mendalam pada siswa. Dengan kata lain visual mind mapping memperjelas informasi yang diberikan.

Keterampilan menyimak cerita wayang merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dilaksanakan dalam pembelajaran bahasa Jawa. Tujuan dari pelaksanaan kompetensi dasar tersebut adalah untuk melatih daya dengar dan daya ingat siswa dalam penerimaan materi serta untuk mengenalkan sastra dan budaya Indonesia, khususnya kebudayaan Jawa. Serta mampu memahami cerita dan bisa mengambil pelajaran berharga dari cerita wayang tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut pembelajaran harus dilaksanakan dengan baik dan benar.

Namun pada kenyataannya pembelajaran menyimak tidak terlalu diperhatikan dan belum dilaksanakan dengan benar. Pelaksanaan pembelajaran yang kurang tepat tersebut menyebabkan kemampuan siswa dalam menyimak masih rendah.

Padahal keterampilan menyimak sangatlah berarti bagi seseorang. Terutama mendengarkan atau menyimak yang berkaitan dengan profesinya. Bagi siswa, keterampilan menyimak dapat menentukan keberhasilan belajarannya. Keterampilan menyimak adalah salah satu kegiatan berbahasa yang sangat primer dalam dunia pendidikan baik tingkat Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Umum maupun perguruan tinggi. Semua pelajaran disampaikan secara lisan, mereka harus menyimak dengan baik (Sutari dkk. 1997:1). Siswa yang kurang menyimak akan terhambat dalam menerima materi yang diterima. Kesalahan menyimak akan berakibat buruk terhadap keterampilan berbahasa yang lain, yaitu membaca, berbicara, dan menulis.


Baca juga:  Menulis Puisi dengan Metode Berbantuan Fishbone lebih Mudah

Dalam dunia pendidikan formal, menyimak sudah menjadi bagian dari pembelajaran bahasa. Pada mata pelajaran Bahasa Jawa, khususnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP), menyimak cerita wayang menjadi salah satu materi yang harus dilaksanakan dalam pelajaran Bahasa Jawa. Supaya siswa mengenal salah satu hasil kebudayaan masyarakat Jawa. Lebih dalam lagi supaya siswa mampu memahami cerita dan dapat mangambil pelajaran berharga dari cerita wayang.

Teknik pembelajaran menyimak cerita wayang yang selama ini berlangsung, seorang siswa maju ke depan kelas untuk membacakan cerita wayang dari buku pelajaran sedangkan siswa lain menyimak cerita yang dibacakan. Di sini tidak terjadi pembelajaran menyimak yang sesungguhnya karena siswa tidak benar-benar menyimak cerita yang dibacakan melainkan ikut membaca cerita tersebut pada buku pelajaran masing-masing. Pembelajaran yang berlangsung demikian terkesan monoton dan tidak menarik sehingga siswa merasa malas mengikuti pelajaran. Pembelajaran yang demikian juga menunjukkan bahwa pembelajaran menyimak belum dilaksanakan dengan baik. Hal-hal tersebut dapat mengakibatkan siswa tidak terbiasa menyimak bahasa lisan sehingga cerita wayang tidak dapat ditangkap dengan baik.

Baca juga:  Sejalankah Trisatya , Dhasa Darma dan PPK di Kurtilas?

Kondisi tersebut akan berimbas pada hasil yang diraih siswa. Maka ketika mengikuti tes menyimak hasilnya  tidak baik, belum mencapai nilai seperti yang diharapkan.

Nilai bisa baik, mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)  jika pembelajaran menyimak berhasil dilaksanakan. Pembelajaran menyimak dikatakan berhasil jika terjadi pembelajaran menyimak yang membuat siswa terlatih dan terbiasa dengan bahasa lisan sehingga dapat memahami pesan yang disampaikan. Selanjutnya ada tanggapan positif dari siswa ketika pembelajaran berlangsung. Ketika dilakukan tes menyimak, siswa dapat mengerjakan.

Menyimak cerita dengan visual mind mapping, diharapkan dapat digunakan dalam peningkatan kemampuan menyimak. Cerita yang disampaikan secara langsung dapat lebih memberikan kesan mendalam pada siswa. Untuk memperjelas informasi yang diberikan maka digunakan visual mind mapping. Teknik ini diharapkan dapat membantu guru dalam menyampaikan materi simakan dan mempermudah siswa dalam menangkap materi yang disampaikan. Penggunaan visual mind mapping dalam penyampaian materi diharapkan dapat menarik minat siswa. Serta membantu mengingat materi yang disampaikan.

Baca juga:  Tingkatkan keaktifan Siswa dengan Permainan Tradisional Gobak Sodor

Setelah dilaksanakan pembelajaran menyimak cerita wayang dengan teknik ini, hasil belajar siswa meningkat. Siswa juga mengalami perubahan perilaku yang positif. Siswa lebih memperhatikan, lebih aktif bertanya jika ada hal yang kurang dimengerti.

Oleh : Slamet Suroso, M.Pd.

(Guru SMP Negeri 2 Sapuran-Wonosobo)