MeSharGa Tingkatkan Kemampuan Bercerita

SRI SUHARMIYATI. S. Pd SD N 3 Dermolo, Kec. Kembang, Kab. Jepara

JATENGPOS.CO.ID, Pembelajaran daring mempersempit kemampuan siwa untuk bercerita. sebagai contoh yang dialami penulis seslama pembelajaran daring dengan memanfaatkan grup whatsapp hampir 90% siswa tidak aktif selama pembelajaran. Pesan pembelajaran yang dikirim penulis baik berupa dokumen, pesan suara, video tidak pernah mendapat balasan dari siswa. Hal ini menyulitkan penulis sebagai guru kelas 6 terutama pada upaya peningkatan kemampuan bercerita. Andayani (2015) menjelaskan bahwa bercerita merupakan salah satu kompetensi berbicara yang harus dicapai siswa sekolah dasar dalam pembelajaran. Kemampuan bercerita juga terkait tetang kemampuan berbicara.

Pada dasarnya pembelajaran bahasa Indonesia aspek bercerita dapat diperoleh siswa secara optimal. Hanya saja ketika siswa kurang stimulus, tentu respon siswa akan berkurang. Purwanti (2018) menjelaskan bahwa stimulus respon merupakan model klasik komunikasi yag banyak mempengaruhi psikologis seseorang, secara objek dan materil pada ilmu psikologi, membangun komunikasi yang efektif perlu adanya objek yang sama yaitu manusia. Karena manusia memiliki komponen-komponen seperti sikap, opini, perilaku, kognisi afektif dan konasi. Arsyad dan Mukti (1993) menjelaskan bahwa kemampuan berbicara merupakan kemampuan seseorang dalam mengucapkan bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan gagasan, pendapat, pikiran dan perasaan.

Baca juga:  Disiplin Strategi Mengoptimalkan Prestasi Belajar Siswa

Permasalahan kelas selama pembelajaran aring tersebut harus mendapat pemecahannya. Hal yang dilakukan penulis yaitu dengan memanfaatkan gambar dari internet. Gambar-gambar tersebut di salin kemudian di kirim di grup. Media gambar merupakan bentuk visual yang hanya dapat dilihat karena memiliki  dua dimensi sebagai pemikiran bermacammacam, serta tidak memiliki unsur suara maupun audio. Media gambar yang digunakan penulis diberi nama media MeSharGa. Mesharga merupakan akronim dari media share gambar, tujuan dari media ini adalah siswa mampu berimajinasi dengan menyusun kata-kata minima satu paragraf. Kemudian siswa membacakan hasil tulisannya yang dikirm berupa pesan suara.

Pada awal penyampaian cerita menggunakan Mesharga siswa masih terdengar malu dan kaku. Selain itu volume bercerita juga belum nampak. Untuk mengatasi hal tersebut penulis memberikan contoh bercerita. ha terpenting ketika bercerita adalah efektifitas dan kejelasan. Hal ini senada dengan Marlina (2018) menjelasskan bahwa efektifitas berbicara selama bercerita ditentukan dari kenyaringan selama bercerita. tingkat kenyaringan salah satunya ditentukan oleh tempat. Selain penyampain cerita, aspek kesesuaian isi gambar degan cerita juga menjadi penilaian penulis. Hal ini pun terlihat pada awal penggunaan mesharga, siswa kurang menggali secara dalam gambar. Siswa hanya menuliskan gambar sesuai dengan yang dilihat tanpa adanya pengembangan. Hal ini pula yang menyebabkan cerita terdengar kaku. Permasalahan ini diatasi penulis dengan pemberian contoh mengembangkan ide pokok. Aspek lain yang digunakan penulis untuk menilai kemampuan bercerita adalah ketepatan pelafalan, ketepatan susunan kalimat serta kelancaraan. Dengan aspek tersebut diharapkan siswa mampu menyusun kalimat efektif. Kaimat efektif merupakan kaimat yang utuh, terpadu dan tidak bertele-tele.


Baca juga:  Pendidikan Karakter Bangun Generasi Akhlakul Kharimah

Penggunakan mesharga ini tergolong efektif, karena selama pencapaian tujuan pembelajarann bercerita hampir semua siswa yang berjumlah ……..mengirimkan tugasnya.untuk menjaga kemampuan bercerita siswa kelas 6, penulis melakukan tindak lanjut, berupa setiap hari mengirimakan gambar, yang harus disusun kaimatnya kemudian di kirim berupa pesan singkat. Pemberian reward juga dilakukan penulis untuk menjaga motivasi siswa. Karena itulah penulis dapat menyimpulkan bahwa media gambar mampu menigkatkan daya tarik siswa, memudahkan siswa untuk menyusun kalimat, serta meningkatkan rasa percaya diri. Penggunaan mesharga dapat tercapai dengan baik jika guru selau mengupdate gambar dengan gambar yang menarik bagi siswa serta tidak menimbulkan kesalahpahaman siswa terkait gambar. Karena itulah gambar yang digunakan sebaiknya gambar yang berisi pendidikan, misanya berupa kartun yang mengandung pesan moral dan pesan motivasi belajar.

Baca juga:  IPS dan Penguatan Pendidikan Karakter

SRI SUHARMIYATI. S. Pd

SD N 3 Dermolo, Kec. Kembang, Kab. Jepara