“METEOR” Tingkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA

ENI MARTINA,S.Pd.SD Guru Kelas SD Negeri Rejasa, Madukara, Banjarnegara
ENI MARTINA,S.Pd.SD Guru Kelas SD Negeri Rejasa, Madukara, Banjarnegara

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menurut Nash 1963 (dalam Hendro Darmodjo,1992:3) merupakan cara atau metode untuk mengamati alam yang sifatnya analisis, lengkap, cermat serta menghubungkan antara fenomena alam yang satu dengan fenomena alam yang lainnya. Pembelajaran IPA di SD ditujukan untuk mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas fenomena alam berdasarkan bukti, serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Keterampilan proses IPA yang diberikan kepada anak usia SD disederhanakan sesuai tahap perkembangan kognitifnya. Struktur kognitif dan Proses perkembangan belajar anak SD memiliki kecenderungan belajar dari hal konkrit, yaitu memandang sesuatu yang dipelajari sebagai satu kesatuan yang utuh, terpadu dan melalui proses manipulatif. Keterampilan proses IPA yang harus dikembangkan menurut Paolo Marten ( dalam 12 Usman Samatowa, 2006: 12) meliputi kegiatan mengamati, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi dan menguji kebenaran ramalan tersebut. Aspek penting yang harus diperhatikan guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di SD adalah melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya, sehingga dapat mengembangkan hasil pembelajaran yang memuaskan.

Baca juga:  PBL Berbasis Lingkungan Sekolah TingkatkanPembelajaran Matematika

Akan tetapi keaktifan serta hasil belajar IPA siswa kelas VI SD Negeri Rejasa Kecamatan Madukara masih sangat rendah, hal ini disebabkan karena cara mengajar guru yang konvensional, proses pembelajaran yang berjalan satu arah serta keterbatasan dalam penggunaan media pembelajaran sehingga kurang menumbuhkan keaktifan siswa dalam belajar. Berdasarkan permasalahan tersebut menurut Rayanda Asyar (2012:8) bahwa pemakaian media pembelajaran dapat menyalurkan pesan dari sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Maka upaya yang perlu diterapkan untuk meningkatkan motivasi belajar serta mempermudah pemahaman materi yang disampaikan, melalui pembelajaran dengan menggunakan “METEOR”.

Menurut Slavin (2005: 163) “METEOR” ( Metode Teams Games Tournament) merupakan model pembelajaran kooperatif menggunakan turnamen akademik dan kuis-kuis, melibatkan aktivitas seluruh siswa sebagai tutor sebaya dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim dengan permainan yang dirancang memungkinkan siswa belajar lebih rileks, menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama serta persaingan yang sehat.

Baca juga:  Apakah Elektromagnet Motivasi Siwa Menciptakan Kompas

Adapun langkah pelaksanaan pembelajaran “METEOR” menurut Nur (2005: 23) sebagai berikut: pertama presentasi kelas (guru menekankan kepada siswa agar siap mempelajari konsep materi pada pembelajaran kooperatif, bahwa belajar adalah memahami arti bukan menghafal. Presentasi kelas dalam “METEOR” berbeda dengan pengajaran biasa). Kedua, pembagian dan kegiatan kelompok, (siswa bekerja kelompok saling membantu memahami materi pelajaran, siswa tetap berada dalam timnya, mengajukan pertanyaan, memberikan umpan balik dan berbicara dengan sopan. Selanjutnya dalam turnamen tiga atau siswa yang setara dan mewakili kelompok berbeda bersaing dalam turnamen. Ranking teratas kelompok satu bertanding dengan ranking teratas kelompok yang lain, dengan demikian setiap siswa berkesempatan meraih sukses karena lawan tandingannya sepadan. Dari kompetisi antar kelompok ini masing-masing anggota kelompok dapat menyumbangkan angka kepada kelompoknya. Kelompok yang mengumpulkan skor terbanyak keluar sebagai juara dan berhak mendapatkan penghargaan.

iklan
Baca juga:  Problem Posing Tingkatkan Hasil Belajar IPS

Penggunaan “METEOR” diharapkan mampu meningkatkan keaktifan serta hasil belajar siswa karena kegiatan belajar “METEOR” divariasikan dengan media kartun, DVD dan kartu bridge, meningkatkan rasa percaya diri siswa serta terjalin kekompakan hubungan antar anggota kelompok.

ENI MARTINA,S.Pd.SD

Guru Kelas SD Negeri Rejasa, Madukara, Banjarnegara

iklan