Pandemi Covid-19 yang cukup lama telah merubah sistem pembelajaran konvensional yang selama ini digunakan guru dalam proses pembelajaran. Metode daring dengan menggunakan media gawai dan aplikasi pembelarajaran telah dilaksanakan guru dengan berbagai kendala dan tentunya tidak bisa mencapai target ketuntasan kompetensi. Pandemi Covid-19 akan menjadi endemi, dan kita tidak mengerti kapan akan berakhir,saat ini siswa mulai memasuki masa transisi dan dimulainya pembelajaran tatap muka terbatas. Masa transisi dari pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 diperlukan metode yang tepat karena belum dilaksanakan tatap muka secara penuh. Pemanfaatan waktu yang ada dalam tatap muka perlu dilanjutkan dalam penugasan di rumah, salah satu metode pembelajaran yang bisa digunakan adalah Metode Resitasi Variatif.
Metode Resitasi atau penugasan Menurut Supriatna, Nana, dkk (2007:200), adalah suatu penyajian bahan pembelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar dan memberikan laporan sebagai hasil dari tugas yang dikerjakannya. Dimulainya pembelajaran tatap muka terbatas di kelas 3, semester I SD N Bedug Kabupaten Purworejo yang berlangsung dua jam disekolah, perlu dilanjutkan pemberian tugas yang bervariasi sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. Kondisi awal sebelum dilaksanakan Metode Resitasi Variatif adalah KKM rata-rata siswa dibawah 75 untuk setiap KD,hal ini terjadi karena kebosanan siswa dalam mengerjakan tugas yang monoton dan kurangnya motivasi untuk mengerjakan tugas dari guru
Bagaimana cara penerapan Metode Resitasi Variatif pada pembelajaran anak di kelas 3? Langkah pertama adalah pilihlah kompetensi dasar dari salah satu tema,misalnya tema 3; Benda di Sekitarku dalam KD 3.1 yang memuat materi aktifitas menggali informasi tentang konsep perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari yang disajikan dalam bentuk lisan,tulis dan visual dan/atau ekplorasi lingkungan. Penulis dalam pembelajaran tatap muka terbatas dikelas memberikan penjelasan konsep perubahan wujud dengen memberikan contoh agar siswa lebih memahami konsep awal dengan tanya jawab. Dari KD ini dapat dikembangkan bentuk penugasan,siswa diminta membuat laporan hasil pengamatan perubahan wujud benda misalnya air menjadi es, atau perubahan wujud benda lain yang ada dirumah, hasil dari penugasan ini dibuat dalam bentuk tulisan,foto, maupun rekaman video, yang dikirimkan melalui WA atau dicetak dikertas, pada pertemuan selanjutnya hasil tugas ini dibahas untuk memperoleh pemahaman konsep yang benar, saling menukar informasi akan terjadi kegiatan konfirmasi antara guru dan siswa.
Apakah dampak penerapan Metode Resitasi Variatif dalam pemebelajaran terbukti meningkatkan motivasi siswa dalam mengerjakan tugas dirumah? Dari pengamatan penulis terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar karena dengan metode ini siswa bisa berkreasi dan menemukan berbagai hal dilingkungan rumah dan melaporkan dalam berbagai media yang sesuai dengan yang dimilikinya. Tugas BDR yang selama ini membosankan hanya mengerjakan LKS diganti dengan penugasan yang lebih variatif, hasil dari pencapaian KKM mencapai 85 yang menunjukkan terjadi peningkatan. Salah satun tujuan dari metode ini adalah siswa lebih mengerti secara mendalam materi pembelajaran sehingga tercapai ketuntasan belajar.
Keterbatasan pembelajaran tatap muka tidak menjadi penghalang bagi guru untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Metode Resitasi Variatif memberikan ruang bagi guru untuk memanfaatkan berbagai media dilingkungan siswa dan menjadikannya sumber belajar, pemilihan kompetensi dasar yang tepat dan dilanjutkan dengan pemberian tugas yang bervariasi akan meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa, mari berkreasi ciptakan prestasi.
Oleh: Elieser Tito Pireno, S.Pd.SD
Guru SD N Bedug, Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo