Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) masih sangat diperlukan di zaman sekarang, karena pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan perwujudan nilai-nilai moral, sosial, politik, demokrasi yang diterapkan dalam perilaku nyata sehari-hari. Masalah yang dialami setiap pembelajaran memang amat kompleks. Masalah itu datangnya bisa dari guru, siswa, sarana prasarana, sumber belajar, dan lainnya. Tapi sayangnya banyak pendidik kurang peka terhadap permasalahan yang dihadapi. Objek pembelajaran yang berupa manusia dan interaksinya di masyarakat, kurang begitu menarik minat siswa. Berdasarkan pengalaman di lapangan, di sini coba di identifikasi permasalahan yang pernah dihadapi, yang menyebabkan pembelajaran PKKN cenderung kurang menarik, dianggap sepele, membosankan. Penulis dapat menyimpulkan karena pada pembelajaran PPKn, kelas terasa tidak hidup dan siswa tidak bergairah. Hanya sebagian kecil siswa yang menunjukkan minatnya terhadap pembelajaran tersebut. Salah satu kompetensi dasar dalam muatan PPKN yang menjadi sorotan penulis adalah Kewajiban di Rumah, Sekolah, Masyarakat, dan Negara. Dipilihlah Metode Index Card Match dalam menyajikan materi tersebut di kelas VI SDN Karangroto 02 Kecamatan Genuk Semarang
Karena permasalahan tersebut, maka guru menggunakan Metode Index Card Match, pembelajaran lebih menarik, menantang dan bermakna bagi siswa. Pemilihan metode, media dan sumber yang tepat juga akan amat mempengaruhi kebermaknaan dan keberhasilan pembelajaran. Menurut Suprijono (2013), model pembelajaran index card match adalah metode mencari pasangan kartu yang cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya.
Dalam kegiatan pembelajaran PPKN di SDN Karangroto 2 Kecamatan Genuk Semarang, guru menerapkan metode pembelajaran Index Card Match. Alasan pemilihan metode tersebut karena metode Index Card Match merupakan salah satu metode pembelajaran aktif yang mengesankan. Peserta didik dituntut untuk mandiri dalam belajar dan berpartisipasi aktif dalam kelas, metode ini dikemas seperti permainan sehingga terdapat unsur yang menyenangkan dalam pembelajaran. Index Card Match merupakan metode mencari pasangan kartu yang digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Menurut Hisyam Zaini dkk (2008: 67-68). Langkah-langkah metode pembelajaran Index Card Match adalah membuat potongan potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada dalam kelas, kemudian membagi jumlah kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. Tulis pernyataan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pernyataan. Pada separo kertas yang lain, berisi potongan gambar yang ditempel pada kertas. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara pernyataan dan gambar. Penerapan metode pembelajaran Index Card Match pada pembelajaran PPKN terbukti dapat meningkatkan hasil belajar PPKN di SDN Karangroto 02 Kecamatan Genuk Semarang Semester 2 pada materi Kewajiban di Rumah, Sekolah, Masyarakat, dan Negara
. Pada kondisi awal sebelum metode ini diterapkan di kelas VI dengan jumlah 39 peserta didik ada 14 peserta didik (35%) dapat menjawab pertanyaan dengan benar sedangkan sisanya (64 %) menjawab pertanyaan kurang lengkap. Setelah diterapkan metode Index Card Match ini ada 35 peserta didik (90%) dapat menjawab pertanyaan dengan benar sedangkan 4 peserta didik (10%.) menjawab kurang lengkap. Pembelajaran PPKN dengan metode pembelajaran Index Card Match juga menjadikan peserta didik lebih percaya diri dan dapat merasakan proses pembelajaran yang menyenangkan.
Setyaningsih,S.Pd.SD
SDN Karangroto 02 Kecamatan Genuk Semarang