Kegiatan belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses pembelajaran merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sebagai penyampai materi saja, tetapi juga dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.
Namun, pada kenyataannya kegiatan belajar mengajar masih mengalami berbagai macam kendala. Masalah yang timbul adalah kurangnya minat belajar siswa yang berdampak pada hasil belajarnya. Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kurangnya minat siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Terlebih untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan dan tidak disukai banyak siswa. Sebagian besar siswa mengeluh dan malas untuk mempelajarinya. Padahal, mata pelajaran IPS SD penting bagi siswa karena dengan mempelajari materi IPS siswa dapat mempelajari gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah, terutama tentang gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar siswa SD. Permasalahan seperti itu terjadi di kelas V SD Negeri 3 Purwosari, Kec Kranggan Temanggung khususnya pada materi masa kejayaan dan peninggalan kerajaan di nusantara. Hal tersebut menantang guru untuk berkreativitas dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Salah satu solusi yang tepat untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah dengan memilih metode pembelajaran yang benar, dan guru juga harus kreatif dalam mengajar sehingga akan tercipta suasana kegiatan belajar mengajar yang aktif, efektif dan menyenangkan. Dari sekian banyak metode pembelajaran, metode pembelajaran Mind Mapping sangat menarik dan cocok untuk mata pelajaran IPS. Tony Buzan, dalam (Sugiarto, 2004, hlm. 75) menerangkan bahwa mind map (peta pikiran) merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru untuk meningkatkan daya hafal siswa dan pemahaman konsep siswa yang kuat, siswa juga dapat meningkatkan daya kreatifitas melalui kebebasan berimajinasi. Alasan tersebut didukung pula oleh pendapat dari (Buzan, 2004, hlm. 68) yang menyatakan bahwa Mind Mapping akan membantu anak agar mudah mengingat sesuatu, meningkatkan pemahaman dan konsentrasi, mengingat dan menghafal lebih cepat. Mind Mapping membantu siswa dan guru dalam proses pembelajaran di kelas dengan meringkas bahan ajar yang begitu banyak menjadi sedikit dan menarik untuk dibaca. Metode ini dapat menyederhanakan hal yang sangat kompleks menjadi sederhana. Mind Mapping juga dapat menjadikan siswa yang pasif menjadi aktif.
Langkah pembelajarannya adalah pertama siswa mencatat hasil ceramah dan menyimak poin-poin atau kata kunci dari ceramah. Kedua menunjukan jaringan-jaringan dan relasi-relasi di antara berbagai poin/ gagasan/kata kunci terkait dengan materi pelajaran. Ketiga membrainstorming semua hal yang sudah diketahui sebelumnya tentang topik tersebut. Keempat merencanakan tahap-tahap awal pemetaan gagasan dengan memvisualisasikan semua aspek dari topik yang dibahas. Kelima menyusun gagasan dan informasi dengan membuatnya bisa diakses pada satu lembar saja, Keenam menstimulasi pemikiran dan solusi kreatif atas permasalahan-permasalah yang terkait dengan topik bahasan. Ketujuh mereview pelajaran untuk mempersiapkan tes atau ujian.
Metode Mind Mapping mempunyai kelebihan yang berdampak positif bagi pembelajaran, seperti yang dikemukakan menurut Warseno 2011:83 (dalam Agustina, 2013, hlm. 9) Beberapa kelebihan menggunakan Mind Mapping adalah dapat melihat gambaran secara menyeluruh dengan jelas, dapat melihat detailnya tanpa kehilangan benang merah antar topik, terdapat pengelompokan informasi, menarik perhatian mata dan tidak membosankan, memudahkan kita berkonsentrasi, proses pembuatannya menyenangkan karena melibatkan gambar, warna, dan lain-lain, serta mudah mengingatnya karena ada penanda visualnya.
Fifi Ristiyani, S. Pd
Guru SD Negeri 3 Purwosari
Kec. Kranggan, Temanggung