Proses belajar mengajar yang interaktif tidak terlepas dari peran seorang guru. Guru haruslah mempersiapkan dan merancang proses pembelajaran agar tercipta situasi yang aktif antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa. Hal tersebut dilakukan agar materi dapat tersampaikan dengan baik dan siswa mampu menerima materi yang diberikan sehingga memberikan hasil belajar yang memuaskan. Akan tetapi, dalam kenyataannya guru seringkali mengalami berbagai kendala atau persoalan dan kegiatan pembelajaran tidak terkecuali dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu bidang studi yang dapat membekali siswa untuk mengembangkan penalaran. Disamping itu melalui mata pelajaran IPS, dapat menjadikan siswa menjadi warga Negara yang baik yang semakin sulit dan kompleks akibat kemajuan ilmu dan teknologi (Remy, 1990). Akan tetapi sifat mata pelajaran IPS yang memuat banyak materi sosial dan hafalan, membawa dampak terhadap proses belajar mengajar yang didominasi dengan pendekatan ekspositoris, dimana guru menggunakan metode ceramah yang membuat siswa kurang terlibat aktif atau cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran. Seringnya guru menggunakan metode ceramah juga kurang menarik minat siswa. Selain itu kurang optimalnya pembelajaran juga IPS disebabkan karena aktivitas pembelajaran yang masih terpusat pada guru membuat konsep yang diajarkan pada siswa masih bersifat abstrak, dan sulit dipahami karena siswa hanya mendengarkan penjelasan saja.
Siswa membutuhkan metode yang dapat membuat mereka berinteraksi langsung dan terlibat aktif dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan, menyajikan media yang dapar dilihat, memberi kesempatan untuk menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan, sehingga terjadi dialog yang menunjukkan proses belajar mengajar yang interaktif. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ballen (1993), bahwa pengembangan keterampilan siswa yang harus dimiliki adalah keterampilan berpikir, keterampilan sosial dan keterampilan praktis.
Metode partisipatoris merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa secara penuh, yang dapat membuat siswa terlibat aktif dalam kegiatan yang diberikan oleh guru dan dapat memberikan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan merangsang motivasi siswa dalam perkembangan intelektualnya. Dalam metode ini, peran guru adalah sebagai fasilitator. Guru memfasilitasi siswa dengan suara, tulisan, dan sebagainya juga membimbing proses belajar mengajar.
Penggunaan pendekatan partisipatoris diharapkan dapat menumbuhkan ketertarikan dan keaktifan siswa dalam belajar, sehingga proses belajar mengajar yang dilakukan dapat memberikan pengalaman yang berkesan bagi siswa dan hasil pembelajaran lebih optimal. Dengan begitu siswa dapat memahami proses dari kegiatan yang diberikan, mengerti konsep-konsepnya, dan tentunya mendukung kemampuan siswa dalam keterampilan pembelajaran IPS.
Oleh. Faridah, S. Pd.
Unit Kerja : SD Negeri Tlogobulu