Proses pembelajaran akan lebih baik apabila peserta didik terlibat aktif dalam tugas-tugas kognitif dan sosial tertentu. Motivasi sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar karena dapat mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi akan melemahkan semangat belajar. seorang peserta didik yang belajar tanpa motivasi tidak akan berhasil dengan maksimal.
Disaat proses belajar mengajar di SD Negeri 3 Menawan berlangsung, guru tidak hanya terpaku pada materi pembelajaran saja. Guru harus menjelaskan tujuan belajar dan tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik. Guru juga bisa memberikan penjelasan tentang pentingnya ilmu yang akan sangat berguna bagi masa depan peserta didik dengan menggunakan berbagai strategi model pembelajaran yang sesuai dengan materi. Semakin jelas tujuan pembelajaran, maka motivasi dalam belajar peserta didik semakin besar. Oemar Hamalik (2002:173) motivasi merujuk kepada semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu dimana sebelumnya tidak ada gerakan menuju kearah tujuan tersebut. Motivasi dapat berupa dorongan-dorongan dasar atau internal dan insentif di luar diri individu. Pembelajaran yang dirancang oleh guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, diharapkan mampu mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran. Berkaitan dengan metode yang akan dipilih dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru harus terlebih dahulu memahami berbagai pendekatan strategi dan model pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Sudrajat (2008: 26) mengatakan: “Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru”. Model make a match adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja sama, kemampuan berinteraksi disamping kemampuan berpikir cepat melalui permainan mencari pasangan dengan dibantu kartu (Wahab, 2007 : 59).
Menurut Rusman (2011: 223-233) Model Make A Match (membuat pasangan) merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif. Suyatno (2009 : 72) mengungkapkan bahwa model make a match adalah model pembelajaran dimana guru menyiapkan kartu yang berisi soal atau permasalahan dan menyiapkan kartu jawaban kemudian peserta didik mencari pasangan kartunya. Model pembelajaran make a match merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius , falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie, 2003:27). model make a match melatih peserta didik untuk memiliki sikap sosial yang baik dan melatih kemampuan peserta didik dalam bekerja sama disamping melatih kecepatan berfikir.
Langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan model make a match yaitu dengan guru menyiapkan beberapa kartu soal dan kartu jawaban yang diberikan kepada peserta didik, kemudian yang mendapatkan kartu memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegangnya, lalu mencari pasangan kartuya. Bagi peserta didik yang sudah menemukan kartu pasangannya sebelum batas waktu yang ditentukan maka diberikan poin (Aris Shoimin, 2014: 98-99). Model make a match ini bisa digunakan peserta didik dalam muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri 3 Menawan. Anita Lie (2008: 56) menyatakan bahwa model pembelajaran tipe make a match atau bertukar pasangan merupakan teknik belajar yang memberi kesempatan siswa untuk bekerja sama dengan orang lain.
Model pembelajaran make a match merupakan model pembelajaran kelompok yang mengajak peserta didik memahami konsep-konsep melalui permainan kartu pasangan. Permainan tersebut dibatasi waktu yang ditentukan dalam suasana belajar yang menyenangkan, selain itu model pembelajaran make a match melatih peserta didik untuk aktif, kreatif dalam pembelajaran sehingga materi mudah dipahami dan bertahan lama. Salah satu solusi untuk mengaktifkan peserta didik pada saat proses pembelajaraan dengan menggunakan model pembelajaran make a match. Dengan menggunakan model ini peserta didik di dalam kelas tidak hanya belajar dan memahami materi yang disampaikan guru tetapi juga sambil bermain. Karena karakteristik model pembelajaran make a match memiliki hubungan yang erat dengan karakteristik peserta didik yang gemar bermain.
Oleh
ARIF TRI WAHYUDI, S.Pd.SD
Guru Kelas SD Negeri 3 Menawan
Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan