Metode “Sama Lela” Mampu Kembangkan Ranah Kognitif Siswa dalam Belajar

Tina Trisnawati,S.Pd.SD Guru kelas V SDN Banyudono 4, Dukun, Magelang

Penyebaran  virus corona yang ditetapkan sebagai pandemic global oleh WHO  menyebabkan beberapa pemerintah daerah  menerapkan kebijakan untuk  menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) atau online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah provinsi di Indonesia termasuk provinsi Jawa Tengah.

Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa. Pembelajaran  dilakukan melalui online dengan  menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut berinovasi mendesain media pembelajaran untuk pembelajaran dengan  media daring (online).

Tentunya,  banyak kendala yang ditemukan saat pelaksanaan daring dilaksanakan. Selain  anak- anak merasa bosan di rumah, materi pembelajaran yang disampaikan juga kurang maksimal. Begitu juga yang terjadi pada siswa siswa kelas lima SDN  Banyudono 4 Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Beberapa anak  merasa jenuh dengan pembelajaran yang selama ini dilaksanakan. Melihat fenomena itu guru perlu melakukan tindakan inovatif untuk meningkatkan gairah belajar siswa. Perlu keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri siswa agar belajar menjadi kreatif dan menyenangkan. Metode “ SAMA LELA “ ( Sadur Materi Lewat Lagu ) merupakan wujud inovasi guru sebagai solusi pada pembelajaran daring.

Baca juga:  Model Project Tingkatkan Writing Bahasa Inggris

Deporter (2015: 38) menyebutkan bahwa untuk menyeimbangkan kecenderungan terhadap otak kiri, perlu dimasukkannya musik dan estetika dalam pengalaman belajar. Musik atau lagu yang harmonis merupakan rangsangan terbaik bagi perkembangan otak. Saat mendengarkan musik atau lirik lagu maka akan merangsang otak kiri dan melodinya akan merangsang otak kanan. Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa media lagu memiliki manfaat dalam proses pembelajaran karena selain dapat menarik perhatian siswa, lagu juga dapat merangsang perkembangan otak dan perkembangan ranah  kognitif anak.


Media lagu dapat diterapkan dalam pembelajaran dengan cara menyadur  materi pembelajaran menjadi lirik-lirik lagu yang kemudian dapat dinyanyikan siswa. Contoh yang diterapkan saat pembelajaran muatan IPA tentang sistem  peredaran darah manusia. Siswa dan guru dapat membuat ringkasan perjalanan peredaran darah manusia kemudian dibuat lirik lagu tertentu. Tentunya lagu yang dipilih lagu yang sesuai dengan usia anak, dan bersemangat misalnya anak kambing saya, menanam jagung atau bisa juga lagu –lagu nasional seperti berkibarlah benderaku, dari sabang sampai merauke dan sebagainya.

Baca juga:  Belajar dengan Bermain Kartu Cakram KHO

Melalui media lagu diharapkan guru bisa memberikan nuansa yang berbeda dari yang sebelumnya siswa lebih cepat memahami materi yang  disampaikan guru. Dengan adanya pembelajaran melalui lagu mampu membuat siswa tertarik dan menaruh minat terhadap apa yang akan diajarkan. Lagu merupakan salah satu media yang dianggap efektif membuat seluruh perhatian siswa menjadi fokus.

Dengan media “ Sama Lela” dirasa cukup efektif untuk membuat pembelajaran terasa lebih ringan dan menyenangkan. Aktifitas pembelajaran yang dilakukan dengan beryanyi (belajar sambil bernyanyi) akan membuat siswa tidak mudah bosan dan meningkatkan ranah kognitif siswa terutama dalam menghafal materi pelajaran.

Oleh:

Tina Trisnawati,S.Pd.SD

Guru kelas V SDN Banyudono 4,

Baca juga:  Disiplin Sejak Dini, Kunci Siswa Berprestasi

Dukun, Magelang