Di era global seperti saat ini warga negara perlu memiliki kepribadian bangsa. Untuk mencapai hal tersebut bagi generasi muda, mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan salah satu sarananya. PPKn mempunyai tujuan antara lain untuk berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan dan berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, selain itu juga untuk bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, hasil yang diharapkan adalah para siswa sebagai generasi penerus bangsa tetap memiliki kepribadian bangsa Indonesia dan mampu menghadapi kompetisi dan tantangan global. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu wahana pendidikan demokrasi yang mengandung tiga dimensi konseptual interaktif, yakni kajian ilmiah kewarganegaraan, program kurikuler kewarganegaraan, dan aktivitas sosio-kultural kewarganegaraan.
Kegiatan belajar mengajar di kelas IX C SMPN 3 Godong, pada mata pelajaran PKn belum kondusif. Masih banyak siswa yang belum memiliki keberanian untuk bertanya atau menjawab permasalahan yang dilontarkan guru kepada siswa, dan hanya siswa dengan kemampuan akademik pandai yang berani bertanya. Masih adanya beberapa siswa yang salah dalam mengerjakan tugas atau pertanyaan. Padahal banyak sekali metode pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk membelajarkan siswanya agar pembelajaran tidak membosankan sehingga pengetahuan dan keterampilan PKn siswa meningkat.
Dengan tujuan untuk menciptakan kondisi kelas yang aktif sekaligus melatih siswa agar dapat belajar bersama, dicoba diterapkan metode simulation debate yaitu metode yang melatih kemampuan siswa beradu argumentasi atau debat dalam memecahkan masalah yang bersumber dari realita kehidupan.
Langkah-langkah penerapan model simulation debate bagi siswa kelas IXC SMPN 3 Godong materi Bela Negara adalah: Tahap I. Orientasi : (1) Menyediakan berbagai topik simulasi dan konsep-konsep yang akan diintegrasikan dalam proses; (2) Menanyangkan animasi film tentang contoh-contoh partisipasi dalam usaha pembelaan negara di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara; (3) Mengajak siswa mengidentifikasi contoh-contoh partisipasi dalam usaha pembelaan negara di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara dalam tayangan animasi film.Tahap II. Latihan bagi peserta : (1) Menjelaskan prinsip simulation debate dalam permainan; (2) Menerangkan cara bermain simulation debate dengan menggunakan media yang berisi aturan, peranan, langkah, pencatatan, bentuk keputusan yang harus dibuat, dan tujuan yang akan dicapai. (3) Membagi siswa menjadi 7 kelompok; (4) Menunjuk 1 orang siswa yang bertindak sebagai fasilitator; (5) Masing-masing ketua kelompok mengikuti undian, untuk menentukan nomor urut 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7; (6) Mencoba secara singkat satu kali permainan. Tahap III. Proses simulasi : (1) Kelompok nomor urut 1, mulai permainan dengan melempar dadu. Mata dadu yang keluar itulah yang menentukan langkah permainan; (2) Fasilitator memberi kartu soal sesuai nomor yang ada; (3) Pemain memberikan jawaban; (4) Kelompok lain mendebat/menanggapi jawaban pemain. Tahap IV. Pemantapan dan debriefing : (1) Guru mengelola proses simulation debate dengan umpan balik dan evaluasi pemain; (2) Menjernihkan hal-hal yang miskonsepsional; (3) Melanjutkan permainan simulation debate; (4) Mengamati kelanjutan permainan simulation debate; (5) Menanggapi simpulan dari siswa; (6) Menganalisis proses permainan simulation debate; (7) Menghubungkan proses simulation debate dengan isi pelajaran; (8) Menilai dan merancang kembali simulation debate.
Manfaat menggunakan model simulation debate bagi siswa kelas IXC SMPN 3 Godong materi Bela Negara dapat meningkatkan: (1) keterampilan guru dalam pembelajaran; (2) hasil belajar siswa; (3) aktivitas belajar siswa berani menyampaikan pendapat, kemampuan bekerjasama, ketepatan jawaban, dan penguasaan materi.
Dra. Eni Jumiyarsih
Guru PPKN SMPN 3 Godong, Grobogan