Pendidikan secara umum merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan (Nana Syaodih, 2000 : 1).
Pendidikan merupakan faktor utama yang menentukan kualitas suatu bangsa. Pendidikan bukanlah sesuatu yang bersifat statis melainkan sesuatu yang bersifat dinamis sehingga selalu menuntut adanya suatu perbaikan yang bersifat terus menerus. Guru dalam mengajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) harus dapat mengembangkan dan meningkatkan prestasi belajar siswa agar memahami materi pembelajaran yang seharusnya dikuasai siswa. Faktor guru mempengaruhi keberhasilan siswa dalam memahami materi yang diajarkan dalam pembelajaran mata pelajaran IPS.
Metode pembelajaran IPS di sekolah kami masih bersifat monoton yaitu memakai metode ceramah. Metode ceramah yang diterapkan ternyata membuat siswa jenuh dan tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran IPS. Akibatnya nilai siswa menjadi tidak maksimal. Untuk mengatasi hal tersebut penulis mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD), di mana dalam metode ini dikembangkan kegiatan pola belajar siswa dengan menggunakan kelompok belajar sebagai sarana memacu pembelajaran. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) mempunyai tujuan agar siswa saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis dan melakukan diskusi.
Sementara Trianto (2010: 68) mengemukakan pembelajaran kooperatif STAD merupakan salah satu jenis dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.
Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran STAD adalah sebagai berikut :1. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai, 2. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual sehingga akan diperoleh skor awal, 3. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda tetapi tetap mementingkan kesetaraan jender, 4. Bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai kompetensi dasar. Pembelajaran kooperatif tipe STAD biasanya digunakan untuk penguatan pemahaman materi, 5. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari, 6. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual, 7. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
Setelah penerapan metode STAD tersebut pembelajaran IPS di kelas menjadi lebih menyenangkan dimana siswa menjadi lebih aktif, saling bekerjasama dan memiliki tanggung jawab yang sama atas keberhasilan kelompoknya. Siswa menjadi lebih berani untuk mengungkapkan pemikirannya. Dengan demikian metode ini berperan aktif dalam membantu dan memberikan motivasi belajar untuk keberhasilan bersama dalam kelompok. Interaksi yang terjadi antar siswa juga mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan kemampuan siswa dalam menyampaikan suatu pendapat.
Herlina Sulistyowati, SE
Guru SMP Negeri 1 Geyer Kabupaten Grobogan