Minat pembelajaran puisi di SMK rendah. Rendahnya minat pembelajaran puisi disebabkan karena penggunaan kaidah dan aturan bahasa puisi yang dirasa jlimet dan rumit . Pemilihan tema, diksi, rima , dan ritma dalam penulisan puisi membuat siswa SMK kurang ekspresif dan terkesan kurang natural dalam menghasilkan karya puisinya. Keadaan ini diperparah jika metode pembelajaran yang dipilih guru menggunakan metode klasikal yaitu metode ceramah, dengan cara siswa diberi ceramah tentang puisi. Padahal metode ceramah menuntut konsentrasi yang terus menerus, membatasi partisipasi siswa,sehingga siswa akan merasa jenuh dan bosan.Setelah metode ceramah digunakan, siswa diberi tugas untuk membuat puisi, minggu berikutnya tugas itu dikumpulkan. Dengan metode seperti itu siswa merasa tertekan, sehingga siswa sulit dalam menemukan ide, dan akhirnya siswa merasa kesulitan dalam menulis puisi.
Untuk itu, diperlukan pola dan strategi cerdas agar pembelajaran puisi menarik dan hasilnya maksimal meskipun banyak tantangannya. Penulis memilih model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division ( STAD) untuk meningkatkan pembelajaran puisi di SMK. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan siswa SMK akan lebih termotivasi dan terpacu dalam berimajinasi melalui tulisan yaitu menulis puisi. Yang pada akhirnya hasil pembelajaran puisi meningkat sesuai yang diharapkan.
Menurut Isjoni (2007:51) mengatakan bahwa pembelajaran STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Nur Asma(2006) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari enam komponen utama yaitu : Pertama adalah persiapan pembelajaran. Dalam tahap persiapan pembelajaran ini sebelum menyajikan mata pelajaran, dibuat lembar kegiatan siswa (LKS) yang akan dipelajari masing-masing kelompok. Kemudian menempatkan siswa dalam kelompok secara heterogen. Masing-masing kelompok terdiri dari empat sampai lima orang. Kedua adalah penyajian materi. Tahap penyajian materi secara garis besar menggunakan waktu 15-20 menit.
Sebelum menyajikan materi pelajaran guru menjelaskan tujuan pembelajaran, memberi motivasi untuk berkooperatif. Ketiga adalah belajar kelompok. Guru memberikan lembar kerja siswa ( LKS) untuk dikerjakan masing-masing kelompok. Setiap siswa mendapat peran pemimpin anggota-anggota didalam kelompoknya, dengan harapan bahwa setiap kelompok termotivasi untuk memulai pembicaraan dalam diskusi. Keempat adalah pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok. Pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok dilakukan dengan mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas oleh 32 wakil setiap kelompok. Pada tahap ini diharapkan terjadi interaksi antar anggota kelompok yang lain.Pada tahap ini pula dilakukan pemeriksaan serta memperbaiki jika terdapat kesalahan-kesalahan.Kelima adalah penghargaan kelompok.Penghargaan dari guru berupa nilai, sertifikat atau bingkisan hadiah yang diumumkan sesudah proses belajar mengajar selesai, sehingga siswa termotivasi.Keenam adalah siswa mengerjakan soal secara individu. Pada tahap ini setiap siswa tidak diperkenankan mengerjakan tugas secara kelompok tetapi dikerjakan secara individu.Setelah diperoleh dari hasil tugas yang dikerjakan secara individu, kemudian dihitung skor peningkatan individual dengan skor hasil tugas kelompok.
Dengan penerapan metode STAD pada pembelajaran puisi di SMK diharapkan dapat membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong pembelajar atau siswa membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagaii anggota keluarga dan masyarakat. Sehingga terdapat keterkaitan pengaruh positif yang dihasilkan oleh metode Student Teams Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan pembelajaran puisi di SMK.
Nurrohmah, S.Pd
Guru SMK Negeri 1 Juwangi