GURU kerap mengalami kendala dalam menciptakan suasana kelas yang menyenangkan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Namun semua itu tertumbuk dengan ketidaksiapan siswa, sarana prasarana yang tidak mendukung dan metode yang belum sesuai untuk diterapkan. Karena itulah, penulis menerapkan metode Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran materi kepemimpinan di kelas VI (enam) SD Negeri 01 Penusupan Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang.
Shoimin (2014:203) menyatakan TGT adalah model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
TGT adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang berisi turnamen akademik dengan melibatkan aktivitas seluruh siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Melalui metode ini, penulis akan mengkaji tema sila ketiga Persatuan Indonesia. Tujuan pembelajaran tematik ini agar siswa tertanam jiwa kepemimpinan. Siswa lebih mengedepankan nilai kesatuan dan persatuan dalam kehidupan sehari–hari.
Langkah-langkah pembelajaran model TGT pada tematik kepemimpinan di kelas VI (enam): pertama, Class Presentation. Guru menyampaikan materi, tujuan pembelajaran, pokok materi, dan penjelasan singkat terkait sila ketiga Persatuan Indonesia secara ceramah. Siswa harus benar-benar memahami materi tersebut untuk membantu dalam kerja kelompok maupun game. Kedua, Teams. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota antara 4 sampai 5 orang berdasarkan kriteria kemampuan dari ulangan harian dan jenis kelamin, meskipun kadang secara teori, etnik dan ras. Kelompok ini bertugas mempelajari lembar kerja. Kegiatannya mendiskusikan masalah-masalah, membandingkan jawaban, memeriksa, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan konsep temannya jika teman satu kelompok melakukan kesalahan.
Ketiga, Games. Dimainkan pada meja turnamen oleh 3 siswa yang mewakili tim atau kelompoknya masing-masing. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar akan mendapat skor. Skor ini nantinya dikumpulkan untuk turnamen atau lomba mingguan. Keempat, Tournament. Dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan LKS. Siswa dibagi ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga peserta didik tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga peserta didik selanjutnya pada meja II, dan seterusnya. Kelima, Team Recognition. Guru mengumumkan kelompok yang menang. Masing-masing kelompok akan mendapat hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Kelompok yang mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 50 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 50-40 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 40 ke bawah.
Kegiatan model pembelajaran TGT ini memiliki kelemahan di antaranya membutuhkan waktu yang lama, guru dituntut cermat memilih materi pelajaran yang cocok untuk model pembelajaran ini. Guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum diterapkan.
Model pembelajaran TGT, membuat siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Karena dalam pembelajaran ini, guru menyajikan sebuah penghargaan pada siswa atau kelompok terbaik. Model pembelajaran ini, membuat siswa menjadi lebih senang dalam mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa turnamen.
Oleh :
Mei Rifdahyatun, S.Pd
Guru SDN 01 Penusupan
Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang