Metode Tsaqifa Tingkatkan Keterampilan Membaca al-Qur’an

Santoso, S.Pd.I.,M.Pd.I. (Guru PAIBP di SMPN 1 Bulukerto, Wonogiri)
Santoso, S.Pd.I.,M.Pd.I. (Guru PAIBP di SMPN 1 Bulukerto, Wonogiri)

Membaca al-Qur’an selain bernilai ibadah, juga bisa menentramkan hati, seperti firman Allah SWT: “Dan Kami turunkan dari al-Quran suatu yang menjadi obat (penawar) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS al-Isra’/17: 82) dan Sabda Rasulullah SAW: “Sebaik-baik obat adalah al-Qur`an.” (HR Ibnu Majah). Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa membaca satu huruf dari al- Qur’an maka dia mendapat satu kebaikan, sedangkan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat, aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf”.(HR Tirmidzi).

Namun persoalannya masih banyak generasi muslim yang belum bisa membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Fakta menunjukkan bahwa di SMPN 1 Bulukerto Wonogiri pada kelas VII D Tahun Pelajaran 2018/2019 semester 1 dari 32 siswa hanya 6 siswa (18,75%) yang lancar membaca al-Qur’an, sedangkan lainnya sejumlah 8 siswa (25%) belum lancar membaca al-Qur’an, 14 siswa (43,75%) belum bisa membaca al-Qur’an, dan 4 siswa (12,5%) belum hafal huruf hijaiyah.

Baca juga:  Merindukan Sosok Great Teacher

Kondisi semacam itulah yang memaksa penulis selaku GPAI di SMPN 1 Bulukerto Wonogiri untuk mencari terobosan baru agar siswa segera dapat membaca al-Qur’an, mengingat pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran per minggu harus menyelesaikan materi yang terdiri dari Aqidah (Keimanan), Qur’an Hadis, Akhlak, Ibadah, Muamalah, dan Tarikh (Sejarah) pada setiap semesternya. Pada akhirnya penulis memilih dan membuktikan bagaimana keampuhan metode Tsaqifa dalam meningkatkan keterampilan siswa membaca al-Qur’an.

Umar Taqwim,S.Ag. penemu metode Tsaqifa menuturkan, sebenarnya belajar membaca al-Qur’an itu tidak sulit, tidak membosankan dan tidak membutuhkan waktu lama. Karena pada prinsipnya hanya ada tiga tahapan penting yang harus dikuasai. Pertama, harus menguasai huruf hijaiyah beserta perubahannya. Kedua, menguasai harakat (tanda baca). Ketiga, mempraktikkan sesering mungkin. Selain itu ada faktor lain yang mungkin dilupakan oleh kebanyakan kaum muslimin, dan ini perlu untuk diyakinkan terlebih dahulu, bahwa di dalam al-Qur’an terkandung energi mukjizat yang supra rasional. Allah SWT telah menjanjikan dalam al-Qur’an Surat al-Qomar/54: 17, 22, 32 dan 40: “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”. Dan janji Allah pasti benar karena Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya.

iklan
Baca juga:  Lato-Lato Sebagai Media Pembelajaran

Metode Tsaqifa itu mudah, cepat, menyenangkan dan tidak membebani, karena mempunyai beberapa karakter yang saling menunjang satu dengan lainnya. Karakteristiknya adalah: Sistematis, Fleksibel, Praktis, Variatif, dan CBSA. Dikatakan sistematis karena pola yang dipergunakan dalam setiap pembahasan adalah pola tetap, berurutan dan berkesinambungan. Fleksibel, karena dapat diajarkan dengan sistem fardiyah (privat) ataupun jama’iyah (klasikal) dan juga bisa diajarkan kepada semua kalangan. Praktis, karena untuk dapat membaca al-Qur’an dibutuhkan waktu singkat, hanya dengan 5X pertemuan @ 1,5 jam. Variatif, karena tiap pembahasan mempunyai metode pengajaran yang berbeda sehingga menarik, tidak membosankan, dan tidak membebani.

Hasil pemanfaatan metode Tsaqifa di SMPN 1 Bulukerto Wonogiri menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Oleh karena itu jangan ragu untuk menjadikan metode ini sebagai alternatif bagi siswa ataupun kaum muslimin yang ingin segera bisa membaca al-Qur’an.

Baca juga:  Kiat-Kiat Ks Mewujudkan Sekolah Prima

Santoso, S.Pd.I.,M.Pd.I.
(Guru PAIBP di SMPN 1 Bulukerto, Wonogiri)

iklan