Kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran, pengelolaan kelas, interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas, pemanfaatan media dan prasarana pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan, diyakini perlu terus diperbaiki, ditingkatkan, dan disebarluaskan secara bertahap dan berkelanjutan menuju pembelajaran aktif untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Pembelajaran aktif mempersyaratkan guru, siswa, kepala sekolah, orang tua siswa, komite sekolah, masyarakat, dan instansi terkait berperan aktif.
Kenyataan menunjukkan masih ada beberapa permasalahan dalam pembelajaran aktif, diantaranya : (1) siswa belum sepenuhnya melakukan kegiatan “mengalami dan mengamati” pembelajaran, (2) Interaksi guru dan siswa cenderung satu arah, dari guru ke siswa, dan belum multi arah, interaksi siswa dengan siswa, dan juga siswa dengan guru, (3) komunikasi atau proses penyampaian ide, gagasan, pemikiran siswa ke orang lain belum maksimal, dan presentasi hasil belajar jarang dilakukan siswa. Permasalahan dalam pembelajaran aktif tersebut diatas juga dialami oleh sebagian guru di SMP Negeri 3 Satu Atap Tirtomoyo. Untuk itu diperlukan pendekatan MIKiR dalam pembelajaran aktif, dengan harapan dapat meningkatkan mutu pembelajaran aktif, yang pada akhirnya berimbas pada peningkatan mutu sekolah.
Pendekatan MIKiR dalam Pembelajaran aktif dilakukan melalui 4 tahap. Pada tahap mengalami (M), siswa melakukan kegiatan pengamatan, melakukan percobaan atau praktikum, wawancara, dan membuat sesuatu karya. Pada tahap M, panca indera siswa banyak terlibat, sehingga pemahaman konsep semakin baik. Pada tahap interaksi (I), siswa terlibat aktif pada kegiatan diskusi, bertanya, menjawab pertanyaan, berpendapat, memberi komentar, bekerja dalam kelompok, dan saling menjelaskan hasil kerja kelompok. Interaksi pembelajaran yang terjadi dapat mendorong siswa untuk ungkap gagasan dan merefleksi diri sehingga menunjang pemahaman konsep semakin baik atau meningkat. Pada tahap komunikasi (Ki), siswa melakukan kegiatan mendemonstrasikan, menceritakan, menjelaskan, melaporkan hasil kerja kelompok, dan presentasi hasil kerja kelompok. Komunikasi yang dilakukan siswa menjadi motivasi bagi dirinya dan siswa untuk berani dan lancar dalam menyampaikan gagasan atau pendapat. Pada tahap refleksi (R), siswa memikirkan kembali hasil kerjanya, kebermanfaatan pembelajarannya, dan keberlanjutan pembelajarannya. Refleksi yang dilakukan siswa menunjukkan bahwa terjadi proses pembelajaran yang lebih bermakna dan penguasaan materi pembelajaran yang baik. Refleksi yang dilakukan siswa dapat memunculkan sikap mau menerima kritik, saran, dan masukan untuk memperbaiki diri baik gagasan, hasil karya, maupun sikapnya.
Melalui pembelajaran aktif dengan pendekatan MIKiR peran guru bergeser, dari semula mendominasi pembelajaran menjadi fasilitator dalam pembelajaran di kelas. Sebagai fasilitator guru berperan memberikan kemudahan belajar kepada seluruh siswa agar dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Guru juga memiliki pemahaman dan sikap yang baik dalam menghadapi perbedaan individual siswa, siswa yang lambat membaca, berkebutuhan khusus, maupun berbakat istimewa diberikan perlakuan sesuai perbedaannya.
Drs. Maryanto, M. Pd.
Kepala SMPN 3 SatapTirtomoyo