Mind Mapping Permudah Mempelajari Rasul Allah

Nur Hidayah, S.Pd.I SD N 02 Wonosari Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan

JATENGPOS.CO.ID, Ruang lingkup materi pendidikan tidak pernah terlepas dengan pendidikan karakter. Senada dengan pendidikan karakter, mata pelajaran PAI dan BP memiliki fokus tersendiri yaitu pendidikan akhlak serta di rasa senada keduanya dan sangat mendukung dengan tujuan pendidikan secara luas. Pendidikan karakter dan pendidikan akhlak di sampaikan kepada anak didik di lembaga pendidikan melalui proses pembelajaran meskipun di masa pandemi. Beberapa lembaga pendidikan atau sekolah memberikan kesempatan kepada pendidik untuk melaksanakan poses pembelajaran secara tatap muka dalam kelompok belajar di sebagain rumah masyarakat dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Kondisi keterbatasan sarana dan prasarana yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran di masa pendemi membutuhkan ketepatan penyajian proses pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran, termasuk pemanfaatan model pembelajaran.

Pemilihan Model pembelajaran yang bersifat konvensional dan monoton akan menjadikan anak didik penat dan bosan. Kepenatan dan kebosanan sangat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran yang tidak optimal dan berakibat pada hasil belajar anak didik rendah. Ceramah, mencatat dan memberi tugas berjalan seperti rutinitas tanpa merasa bersalah. Memasuki revolusi industri 4.0, pendidik diharapkan menciptakan sebuah kreasi dan inovasi dalam proses pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran diutamakan yang melibatkan anak didik agar bersikap aktif tanpa meninggalkan kesederhanaan menyesuaikan jenjang pendidikan dasar. Proses pembelajaran yang melibatkan anak didik untuk bekerjasama dan berinteraksi sosial dengan yang lain disebut Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif.

Baca juga:  Strategi Active Knowledge Sharing Tingkatkan Hasil Belajar PAI-BP

Tukiran Taniredja, dkk (2011: 55) menjelaskan bahwa Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal sebagai pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepensi efektif di antara anggota kelompok. Salah satu model pembelajaran yang menggunakan prinsip pembelajaran kooperatif adalah Mind Mapping. Caroline Edward (2009: 64) menjabarkan bahwa Mind Mapping adalah cara paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data dari atau ke otak. Sistem ini bekerja sesuai cara kerja alami otak kita, sehingga dapat mengoptimalkan seluruh potensi dan kapasitas otak manusia.

Baca juga:  Strategi Packing Pahamkan Volume Bangun Ruang

Penulis sekaligus pendidik PAI dan BP di SD N 02 Wonosari Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan memanfaatkan model pembelajaran Mind Mapping dikelas lima pada kompetensi dasar memahami nama-nama rasul Allah dan rasul Ulul Azmi. Langkah pelaksanaan model pembelajaran ini dimulai dengan pendidik mengutarakan kompetensi dasar yang akan dipelajari oleh anak didik dan tujuan pembelajaran. Selanjutnya, pendidik membuat grup kecil dengan total anggota 2 sampai 3 anak didik (Grup bisa leluasa untuk berdiskusi secara sederhana dengan grup masing-masing tentang materi yang diberikan oleh pendidik pertemuan sebelumnya. Kemudian, setiap grup diminta untuk menuliskan semua ide jawaban yang ada pada saat diskusi tanpa harus takut salah (brainstorming). Hasil diskusi akan dipresentasikan oleh tiap grup dengan cara diundi. Saat presentasi anak didik, pendidik akan menuliskan seluruh jawaban berdasarkan kriteria yang telah disusun dalam sebuah mapping dengan segala bentuk tergantung kreasi masing-masing kelompok.

iklan
Baca juga:  Monopoli Sebagai Media Pembelajaran

Pada tahap terakhir, pendidik dan anak didik secara bersama membuat kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dicatat oleh pendidik. Penulis merasakan terjadi peningkatan yang signifikan terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar anak didik yang lebih baik dari sebelumnya.

 

Nur Hidayah, S.Pd.I

SD N 02 Wonosari Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan

iklan