Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar merupakan program pengajaran yang dilakukan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan alam sekitar dan memiliki sikap mental positif terhadap lingkungan alam. Dalam pembelajaran IPA tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi , melainkan lebih mengutamakan pengembangan kemampuan untuk membentuk suatu pengetahuan atau informasi.Pembelajaran IPA di kelas menitikberatkan pada proses percobaan untuk menghubungkan pengetahuan awal peserta didik dengan materi yang dipelajari. Pembelajaran IPA juga bertujuan untuk memahami hal-hal yang berkaiatan dengan upaya pelestarian lingkungan alam sekitar. Melalui pengamatan dengan prosedur yang jelas dan dapat diterima secara logis sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Oleh sebab itu, dalam proses pembelajaran perlu melibatkan peserta didik secara langsung agar peserta didik menjadi aktif, senang, dan bermakna bagi mereka. Salah satu masalah dalam proses pembelajaran adalah rendahnya hasil belajar peserta didik yang berasal dari guru maupun peserta didik itu sendiri.
Proses belajar yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Keberhasilan itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran. Sebagian peserta didik SD Negeri Triwarno Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo menganggap bahwa mata pelajaran IPA berisi materi dan istilah yang cukup sulit untuk diingat dan dimengerti terutama pada materi perubahan wujud benda. Hal ini dikarenakan guru hanya menjelaskan materi secara lisan, pesrta didik membaca buku paket dan mengerjakan soal saja, sehingga peserta didik merasa bosan dan tidak mengerti dan memahami materi yang disampaikan guru. Oleh karena itu, upaya untuk memudahkan peserta didik memahami materi pelajaran diperlukan sebuah pembelajaran yang bermakna dan menarik serta mudah untuk diingat. Salah satu model pembelajaran yamg dapat memudahkan peserta didik memahami materi perubahan wujud benda adalah dengan model pembelajaran Mind Mapping.
Saleh Andri (2008:68) menyatakan bahwa Mind Mapping adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan sebuah tema, ide, atau gagasan utama dalam materi pembelajaran. Tema, ide, atau gagasan utama ditempatkan di tengah-tengah diagram. Masing-masing tema, ide, atau gagasan utama tersebut membentuk jaringan yang sangat luas. Jaringan-jaringan dibuat saling berkaitan satu dengan lainnya. Sedangkan menurut pendapat Zampetakis dan Tsironis (2007:35) Mind Mapping yakni cara yang bisa membuat tugas yang membosankan menjadi menyenangkan serta menarik, sehingga bisa mengoptimalkan konsentrasi dan daya ingat. Dengan Mind Mapping maka kemampuan kreativitas dan mengingat siswa menjadi meningkat.
Manfaat Mind Mapping menurut Michael (dalam Tony Buzan, 2006, hlm.6) adalah mengaktifkan seluruh otak, membereskan akal dari kekusutan mental, memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan, membantu menunjukkan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah, memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian, serta memungkinkan untuk mengelompokkan konsep dan membantu kita membandingkannya.Penerapan model pembelajaran Mind Mapping dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan peserta didik untuk lebih mudah memahami materi yang dipelajari sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Mind Mapping dalam materi perubahan wujud benda ternyata membuat peserta didik kelas 5 SD Negeri Triwarno Kecamatan Banyuurip Purworejo menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dan pembelajaran menjadi lebih menyenagkan dan pengalaman belajarnyapun menjadi berkesan . Peserta didik menjadi antusias mengikuti pembelajaran IPA selanjutnya. Materi perubahan wujud benda juga tuntas terbukti dengan hasil penilaian ulangan berikutnya semua peserta didik mendapat nilai di atas KKM.
Oleh :
Etty Sulistyowati, S.Pd.SD
Guru SD Negeri Triwarno, Kecamatan Banyuurip
Kabupaten Purworejo Propinsi Jawa Tengah