Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Menurut Sulistyowati dan Wisudawati (2015:22), IPA merupakan rumpun ilmu yang memiliki karakteristik khusus untuk mempelajari fenoma alam yang faktual baik berupa kenyataan atau kejadian dan hubungan sebab akibatnya. Pembelajaran IPA di SD tersusun sistematis mempelajari tentang gejala-gejala alam melalui serangkain proses yang dikenal dengan proses ilmiah, sikap ilmiah, dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen penting yaitu konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal. Hal itulah yang menyebabkan kurang berminatnya siswa SD dalam mempelajari materi IPA. Mereka beranggapan mata pelajaran IPA itu materinya banyak, sulit untuk dipelajari dan siswa memerlukan penalaran lebih.
Menurut Djaali (2014:121) minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat belajar merupakan perasaan tertarik dalam belajar dan dapat menumbuhkan kepuasan tersendiri dalam belajar, sehingga memungkinkan seseorang mengulang-ulang kegiatan belajar yang dilakukan. Siswa yang berminat pada suatu pelajaran maka akan mempelajari dengan sungguh-sungguh sehingga mudah dalam memahami materi. Pada dasarnya proses belajar akan berjalan lancar apabila disertai minat.
Berdasarkan hasil refleksi dan pengamatan guru kelas 5 di SDN Sriombo, Kabupaten Rembang pada materi Siklus Air KD 3.8 Menganalisis siklus air dan dampaknya pada peristiwa di bumi serta kelangsungan makhluk hidup, diperoleh beberapa penyebab hasil belajar IPA rendah yaitu pertama, rendahnya minat belajar siswa. Kedua, media pembelajaran kurang menarik. Ketiga, kegiatan belajar mengajar membosankan. Keempat, perhatian siswa kurang karena menganggap materi IPA itu sulit. Solusi terhadap permasalahan ini yaitu dengan menerapkan ML dalam pembelajaran IPA. Apa itu ML?
ML kepanjangan dari Media Lagu. Media Lagu merupakan media untuk menyampaikan pesan dan materi kepada siswa agar membangkitkan semangat serta menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Aktifitas pembelajaran yang dilakukan dengan bernyanyi (belajar sambil bernyanyi) akan terasa ringan dan mudah untuk mengingatnya. Menurut Bobbie De Porter (2006:73) lagu dapat digunakan guru untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental siswa, dan mendukung lingkungan belajar siswa. Hal ini senada dengan pendapat Hamalik (1986) dalam Arsyad (2014:19) media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi serta membawa pengaruh terhadap psikologis siswa.
Langkah pembelajaran ML yang dilakukan guru pertama, memilih lagu (naik delman). Dalam pemilihan lagu disepakati bersama guru dan siswa. Kedua, mengubah lirik lagu menjadi materi siklus air. Guru berkolaborasi dengan siswa dalam mencipta lirik lagu yang baru lagu siklus air, sehingga siswa mudah menyanyikan dan mengingatnya. Lagu Anak merupakan pilihan yang tepat untuk siwa SD karena sudah familiar dan mudah untuk menyanyikannya. Ketiga, menyanyikan lagu bersama-sama disertai dengan gerakan.
Dengan menerapkan ML dirasa cukup efektif dalam membangun suasana belajar yang menyenangkan dan menarik. Dalam pembelajaran siswa senang dan bersemangat menyanyikan lagu siklus air, siswa lebih memusatkan perhatiannya saat KBM, tidak ada siswa yang mengantuk, suasana belajar menjadi menyenangkan dan tidak membosankan. Berdasarkan penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ML dapat mendongkrak minat belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Sriombo, Kabupaten Rembang.
Oleh Sri Murdiningsih, S.Pd.SD
Guru SDN Sriombo, Kabupaten Rembang