JATENGPOS.CO.ID, – Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas menuju suatu perubahan tingkah laku pada diri individu melalui proses interaksi dengan lingkungannya. Melalui proses pembelajaran, guru harus berupaya secara optimal menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa termotivasi untuk berperan aktif sebagai wujud nyata terjadinya proses belajar. Indikator keberhasilan belajar dan pembelajaran adalah prestasi yang menunjukkan kompetensi siswa. Kompetensi sendiri mencakup tiga aspek, yakni aspek kognitif, afektifdanpsikomotorik.
Belajar teknik kendaraan ringan otomotif SMK sangat menarik dan banyak tantangan. Di samping harus memiliki pengetahuan dasar yang cukup, kegiatan praktik yang dilaksanakanbersifatkontekstual. Banyak pekerjaan praktik yang dapat diselesaikan tanpa harus hafal, cukupdenganmelogikaberdasarkanpengetahuandasar yang dimiliki siswa. Akan tetapi, pada beberapa pekerjaan atau praktik tertentu tidak bisa hanya menggunakan logika. Siswa dituntut dapat menghafal bagian-bagian tertentu tanpa ada kesalahan, contohnya adalah merakit cut out regulator pada sistem pengisian.
Cut out regulator adalah sebuah komponen pengatur pada sistem pengisian agar proses pengisian aki selalu stabil. Meskipun kendaraan berjalan lambat besarnya pengisian aki tetap mencukupi, sebaliknya pada saat kendaraan berjalan cepat pengisian tidak berlebihan. Pengisian yang berlebihan dapat menyebabkan aki cepat rusak atau bahkanbisameledakditengahkendaraansedangmelaju. Untuk itu peranancut out regulator sangat penting.
Pada cut out regulator terdapat enam buah terminal yang pemasangannya tidak boleh terbalik. Pengisian tidak akan berlangsung jika ada kekeliruan dalam pemasangan, yang lebih fatal rangkaian atau bahkan kendaraan bisa terbakar. Enam buah terminal tersebut adalah F inisialdari field, Ig-ignition, L-lamp, B-baterai, N-negatif, E-earth (ground). Semua harus dirangkai pada posisi yang benar, sehingga siswa dituntut harus hafal di samping harus memahami rangkaian.
Resiko yang cukupfatal, secara psikologis dapat menyebabkan siswa ragu dan takut untuk memasang rangkaian. Hal ini dapat mengganggu proses pembelajaran itu sendiri. Refleksi dari proses pembelajaran, kesulitan yang paling sering dihadapi adalah ketepatan dalam melakukan identifikasi terminal. Kesalahan dalam mengidentifikasi akan berakibat kesalahan dalam rangkaian. Kesalahan dalam rangkaian menyebabkan tidak berlangsungnya proses pengisian. Untuk itu strategi pembelajaran mnemonic menjadi salah satu pilihan yang tepat.
Strategi mnemonicmerupakancarauntukpengkodeansehinggadapatmembantu proses penyimpanan dan mengingat kembali baik dalam ingatan jangka panjang maupun jangka pendek.Sistem tersebut memungkinkan kita menyimpan informasi didalam memory, sehingga akan mampu memperolehnya kembali bila dibutuhkan. Dengan strategi ini terminal-terminal pada cut out regulator dapat diidentifikasi dengan cepat dan akan mudah. Proses identifikasi dilakukan dengan membuat kode dengan kata-kata yang tersusun dalam kalimat yang mudahdiingat, misalnya “FikriIngkariLatihvolyBertepiNujuEbolang”.
Identifikasi pada komponen dilakukan sesuai dengan menjabarkan masing-masing kata. Terminal F (Fikri) adalah terminal yang berhubungan dengan inti besi dan kakiresistor. Terminal Ig (Ingkari),berhubungandengan kaki resistor yang lain. Terminal L (Latihvoly),berhubungandenganinti besi pada voltage relay. Terminal B (Bertepi), berhubungan dengan tepi platina yang tidak berhubungan dengan bodi langsung. Terminal N (Nuju), berhubungan dengan ujung kumparan, tetapi ujung kumparan tersebut tidak langsung berhubungan dengan bodi. Terminal E (Ebolang), berhubungandenganbodi langsung. Dengan demikian proses identifikasiakanlebihasikdantidakmenakutkan. Siswa lebih termotivasi dan berprestasi.
HASANUDIN DWI SABDO PUTRO, M.Pd.
GURU TKRO SMK NEGERI 1 KALIJAMBE, SRAGEN