Model Make A Match , Aktifkan Pembelajaran PPKn

Sri Wahyuni,S.Pd Guru PPKn SMK Negeri 3 Surakarta
Sri Wahyuni,S.Pd Guru PPKn SMK Negeri 3 Surakarta

JATENGPOS.CO.ID, – Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman yang mengesankan, tetapi fakta dilapangan sebagian guru dalam mengajar di depan peserta didik masih bersifat guru sentris, kurang melibatkan  peserta didik, pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif, lebih banyak menggunakan metode konvensional (ceramah) satu arah sehingga kurang variatif dan kurang mengoptimalkan  model pembelajaran sehingga peserta didik kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, bahkan  cenderung pasif. Peserta didik hanya diam saja, mendengarkan , mencatat, dan mudah bosan dalam pembelajaran.. Sebagaian besar peserta didik berpendapat  bahwa belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memang membosankan  karena Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan  sarat dengan materi hapalan apalagi metode yang digunakan hanya dengan ceramah. Peserta didik hanya mendengarkan penjelasan materi dari guru kemudian  dilanjutkan  dengan latihan soal. Rasa bosan itu akan bertambah jika jam pelajaran PPKn diberikan pada siang hari menjelang jam-jam terakhir. Sehingga motivasi belajar peserta didik semakin berkurang.

Baca juga:  “DL” Tingkatkan Hasil belajar Keseimbangan Ion Larutan

Disini penulis ingin menyampaikan  bahwa belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan  itu menyenangkan  dengan cara mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran melalui model pembelajaran Make a Match atau mencari pasangan . Pembelajaran Model Make a Match merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan  untuk meningkatkan  hasil belajar siswa, Penerapan pembelajaran model ini dimulai dari teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan  kartu yang merupakan  jawaban atau soal yang dipegang. Siswa diharapkan  mampu mencari pasangan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan. Siswa yang dapat mencocokkan  kartunya lebih cepat akan diberi poin

Adapun langkah – langkah dalam pembelajaran model Make a Match adalah sebagai berikut pertama guru mempersiapkan kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban  dari pertanyaan tersebut.

Kedua guru membagi peserta didik menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu-kartu berisi pertanyaan-pertanyaan. Kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu-kartu berisi jawaban-jawaban. Kelompok ketiga adalah kelompok penilai. Aturlah posisi kelompok-kelompok tersebut berbentuk huruf U. Upayakan kelompok pertama dan kedua berjajar saling berhadapan.

iklan
Baca juga:  Gunakan Kartu Huruf Pembelajaran ATG Membaca Meningkat

Ketigajika masing-masing kelompok sudah berada di posisi yang telah ditentukan, maka guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama maupun  kelompok kedua saling bergerak mereka bertemu,  mencari pasangan  pertanyaan-jawaban yang cocok. Berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Hasil diskusi ditandai oleh pasangan – pasangan  antara anggota kelompok pembawa kartu pertanyaan dan anggota kelompok kartu jawaban.

Keempat pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan  pertanyaan jawaban kepada kelompok penilai. Kelompok ini kemudian membaca apakah pasangan pertanyaan-jawaban  itu cocok. Setelah penilaian dilakukan , aturlah sedemikian rupa kelompok pertama dan kelompok kedua bersatu kemudian memposisikan dirinya  menjadi kelompok penilai. Sementara, kelompok penilai pada sesi pertama tersebut diatas dipecah menjadi dua, sebagaian anggota memegang kartu pertanyaan sebagian lainnya  memegang kartu jawaban. Posisikan  mereka dalam bentuk huruf U.

Baca juga:  Tingkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Stad

            Pembelajaran dengan model Make a Match mendorong peserta didik  untuk menemukan  atau mengkonstruksi sendiri konsep yang dikaji melalui penafsiran yang dilakukan dari berbagai cara, seperti observasi, diskusi atau melakukan percobaan menemukan  pasangan kartu yang sesuai. Dalam pembelajaran model Make a Match diharapkan dapat menciptakan suasana kelas yang memungkinkan  peserta didik dan guru merasa bebas mengkaji dan mengeksplorasi topik atau materi, dimana guru memberi kartu materi. Kartu tersebut berisikan soal dan materi, sehingga membuat peserta didik berfikir, guru juga mendorong peserta didik untuk menunjukkan atau mendemonstrasikan pemahamannya tentang topik penting dalam materi menurut caranya sendiri. Dengan mengacu pada karakteristik tersebut, model pembelajaran model Make a Match dapat diasumsikan untuk memotivasi peserta didik dalam melaksanakan berbagai kegiatan, sehingga mereka tertantang untuk menyelesaikan tugasnya secara kreatif.

Sri Wahyuni,S.Pd

Guru PPKn SMK Negeri 3 Surakarta

iklan