Model Pembelajaran Seni Budaya dengan Kooperatif TGT pada Siswa Kelas VIII SMP

Dalam rangka mewujudkan pembelajaran seni rupa terpadu dengan efektif, guru harus selalu berusaha meningkatkan kemampuannya, guru harus menguasai teori dan konsep dasar kesenirupaan, dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, serta peristiwa-peristiwa aktual yang berkembang. Dengan pengetahuan guru yang luas ini akan memudahkan guru merumuskan tema-tema keterpaduan materi seni rupa, sehingga materi terpadu ini tidak terkesan dipaksakan.

Fleksibilitas guru dalam menentukan tema tema kerterpaduan akan tercermin dalam penentuan tema, yaitu yang dekat dengan pemahaman anak, dan dipadukan dalam hubungan yang logis dan realistis salah satunya adlah menggunnakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT).

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Baca juga:  “TGT” Tingkatkan Keterampilan Berbicara

Ada lima komponen utama dalam dalam TGT yaitu: 1) Penyajian kelas dimana Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, penayangan gambar, pemutaran video, diskusi,  yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok. 2) Kelompok (team) dimana Kelompok biasanya terdiri dari 5 sampai 6 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik.

iklan

Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. 3) Game dimana Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor dan bergambar.

Baca juga:  Lulusan Tata Kecantikan Ciptakan Peluang Usaha

Siswa memilih kartu bernomor dan bergambar, kemudian mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan. 4) Turnamen dimana Biasanya turnamen dilakukan dengan praktik berkarya pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok turnamen yang terdiri dari anggota  yang heterogen, baik prestasi akademiknya, kreatifitasnya, dan  jenis kelamin. Kedua memberi petunjuk proses berkarya dalam waktu yang telah ditentukan. Ketiga mengintruksikan penyiapan bahan untuk berkarya. Keempat mempersilakan memulai turnamen proses berkarya hingga batas waktu yang telah ditetapkan.

Baca juga:  Tingkatkan Keterampilan Membaca Dengan Metode Repitition

5) Team recognize (penghargaan kelompok) dimana Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat bonus atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika mampu menyelesaikan karya dengan cepat dan tepat.  “Great Team” apabila menyelesaikan karya dengan cepat tapi kurang tepat,  dan “Good Team” apabila menyelesaikan karya agak lambat tapi tepat.

 

Oleh :

Tevi Hanafi, S.Pd

(Guru Seni Budaya SMP Negeri 1 Kaliwungu Kendal )

iklan