JATENGPOS.CO.ID, – Tugas utama dari siswa adalah belajar. Tanpa belajar maka siswa tidak akan menjadi pintar. Kita sebagai seorang pengajar diharapkan sebagai motivator bagi mereka. Lalu benarkah siswa kita butuh motivasi? Bagaimana pula dengan kritikan?
Motivasi berasal dari bahasa Latin “movere”, yang berarti menggerakkan. Menurut Weiner (1990) motivasi didefenisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan. Sedangkan Imron (1966) menjelaskan bahwa motivasi berasal dari bahasa Inggris “motivation” yang berarti dorongan atau pengalasan untuk melakukan suatu aktifitas hingga mencacpai tujuan.
Dari serangkain pengertian para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah sesuatu alasan yang mendorong seseorang untuk melakukan; menyelesaikan; menghentikan; dsb, suatu aktifitas guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan dari motivasi tersebut.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) edisi ketiga yang disusun W.J.S. Poerwadarminta yang diolah kembali oleh Pusat Bahasa, mengkritik dimaknai sebagai memberi pertimbangan dengan menunjukkan mana-mana yang salah dan sebagainya.
Dari kedua pengertian Motivasi dan Kritik tersebut sangat jelaslah bahwa keduanya saling melengkapi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Dapat kita contohkan suatu kasus ada beberapa siswa berangkat ke sekolah kemudian saat di dalam kelas gurunya menanyakan buku materi hari ini lalu mereka menjawab tidak bawa Pak? Bagaimana guru tersebut menanggapi jawaban mereka. Pasti guru itu akan memberikan kritikan misalnya untuk hari ini Pak Guru masih memaafkan tapi lain kali jika tidak bawa lagi akan diberikan sanksi maka jangan di ulangi lagi. Itu sebuah kritikan.
Kasus berikutnya ada sebuah siswa pada saat mengerjakan tugas hasilnya ada yang memuaskan ada juga yang di bawah standar. Maka dari itu guru akan memberikan motivasi bagi siswa yang mendapat nilai memuaskan agar dipertahankan sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah standar agar lebih rajin lagi dalam belajarnya. Ini sebuah motivasi.
Motivasi dan kritikan sangat dibutuhkan di sekolah dengan tujuan agar mental siswa lebih peka lagi dengan apa yang kurang dan apa yang lebih dari mereka sehingga dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Baik dimulai dari persiapan sebelum berangkat ke sekolah, mengerjakan tugas sekolah, saat di kelas mengikuti pembelajaran, maupun saat memperoleh nilai hasil pekerjaan mereka. Karena dalam benak mereka selama ini nilai tidak terlalu penting. Mereka hanya berpikir tentang bertemu dengan teman kemudian bermain. Jadi sepertinya cara berpikir mereka kurang tepat dan perlu diluruskan kembali.
Dengan memberikan motivasi dan kritikan memberikan harapan bagi kita bahwa siswa akan sadar akan tugas mereka. Siswa akan menjadi lebih baik lagi ke depannya. Baik di kelas berikutnya maupun jenjang selanjutnya.
Dengan motivasi dan kritikan ini juga pasti akan menimbulkan dampak positif tidak hanya di sekolah tapi juga di rumah. Karena guru biasanya memberikan motivasi agar siswa lebih mandiri tidak hanya di sekolah tapi juga di rumah.
Pupuklah selalu para siswa dengan motivasi dan kritikan yang membangun mental mereka. Dengan mental yang kuat maka akan dapat mempengaruhi hasil belajar di sekolah yang lebih baik lagi. Karena kebanyakan siswa sekarang ini memiliki mental yang lemah. Diberikan nasehat malah marah.
Ambilah sisi positif dari kita memberikan sebuah motivasi dan kritikan tersebut. Kita sebagai guru pasti menginginkan agar para siswa menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Baik dari sikapnya, cara belajarnya, maupun dalam hasil belajarnya. Tidak ada usaha yang tidak aka nada hasinya. Pastilah setiap usaha menampakkan hasilnya dan yang pasti harus membangun.
Marilah kita biasakan memberikan motivasi dan kritikan kepada para siswa. Harapannya dapat mempertebal mental siswa yang tadinya mlempem menjadi tidak mlempem, yang tadinya loyo menjadi lebih bersemangat lagi, yang tadinya malas menjadi lebih rajin, dan yang tidak kalah pentingnya lagi hasil belajar siswa menjadi lebih baik lagi.
Budi Yunianto, S.Pd.SD
Guru SDN 1 Mlaran Kec. Gebang Kab. Purworejo