Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mengembangkan misi membentuk warga negara yang mampu memahami lingkungan kehidupannya, baik lingkungan geografi, sosial, sejarah, maupun ekonomi. Untuk itu, pembelajaran IPS dituntut inovatif dalam strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran. Pembelajaran IPS selama ini masih monoton terpaku pada teks-teks buku pelajaran yang cenderung abstrak. Akibatnya, pemahaman siswa cenderung verbal dan tidak aplikatif.
Dampak dari sistem zonasi dalam kelas terdapat siswa yang lambat dalam menerima pelajaran sehingga tertinggal dari teman-temannya dan menjadi tidak nyaman dalam belajar dan sebaliknya siswa yang cepat dalam menerima pelajaran dapat kehilangan motivasi jika tidak dapat tantangan. Keadaan tersebut dapat terlihat nyata dalam situasi kelas, terutama di kelas VII E SMP Negeri 1 Baturaden. Apabila guru memberikan kesempatan untuk bertanya atau berpendapat maka dapat dipastikan bahwa suasana kelas menjadi hening sebaliknya, ketika guru memberikan penjelasan maka siswa cenderung melakukan aktifitas sendiri. Sedangkan ketika diadakan penilaian ternyata hasilnya belum mencapai batas tuntas, seperti ditetapkan dalam KKM mata pelajaran IPS SMP Negeri 1 Baturaden. Dengan nilai rata-rata ulangan harian 60,50.
Keadaan tersebut menjadi keprihatinan penulis sebagai guru IPS, timbul pertanyaan Bagaimana cara supaya hasil belajar siswa meningkat, dan siswa senang terhadap pelajaran IPS khususnya kelas 7E SMP Negeri 1 Baturaden? Guru dapat menggunakan model pembelajaran “Merangkum Terbimbing”. MT merupakan lembar catatan yang dirancang untuk mempermudah dan mempercepat siswa dalam menyelesaikan materi pembelajaran berdasarkan sumber belajar yang tersedia. Metode ini bisa digunakan untuk mengatasi masalah tersebut di atas. Dengan demikian, peserta didik diharapkan mudah dan cepat menguasai materi pembelajaran yang berkualitas.
Menurut Djuharni,2001 Pengertian Rangkuman (Ringkasan) rangkuman dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau meringkas suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan rangkumannya. (http://tentangndha.blongspot.com/2011/04/ pengertian-rangkuman-ringkasan.html). Dalam model tersebut peserta didik dengan aktif membaca kemudian menulis dan menjawab sesuai dengan lembar ringkasan yang sudah diberikan oleh guru.
Guru mencoba menerapakna model pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran di kelas VIIE SMP Negeri 1 Baturaden pada materi tentang Ruang dan Interaksi Antarruang. Adapun langkah-langkah model pembelajaran Merangkum Terbimbing (MT) adalah sebagai berikut : pertama guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok dan menyiapkan materi atau bahan dan soal-soalnya.
Yang kedua guru membagi permasalahan yang berbeda dan siswa mengerjakan pada kelompoknya. Guru berkeliling untuk mengawasi dan memberikan bimbingan terhadap siswa yang mengalami masalah. Selanjutanya siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan kelompok lain menanggapi, serta guru menilainya. Terakhir mengevaluasi dan meminta peserta didik untuk mengungkapkan perasaan dan komentar tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan nilai tentang pentingnya kemampuan mempelajari materi ruang dan interaksi antarruang. Setelah peneliti melakukan evaluasi ternyata hasil belajar peserta didik meningkat dari rata rata ulangan harian dari 60,50 menjadi rata-rata 76. Artinya model pembelajaran ini mampu meningkatkan hasil belajar pada pelajaran IPS .
Dari paparan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang pasif, diam, membosankan, bermalas malasan, menjadi pembelajaran yang aktif, kerja sama yang baik, kecepatan dalam mengerjakan soal, dan ketepatan waktu peserta didik dalam menjawab soal. Sehingga diharapkan Metode ini dalam pembelajaran IPS juga dapat meningkatkan penguasaan konsep peserta didk menjadi lebih baik dan berkualitas.
Retno Kusmartini Indri Astuti, S.Pd
Guru SMP Negeri 1 Baturaden