Narrative Texs Lebih Menarik Dengan Media Gbk

Jarwati Setyaningsih, S.Pd Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Karangtengah, Kab. Wonogiri
Jarwati Setyaningsih, S.Pd Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Karangtengah, Kab. Wonogiri

JATENGPOS.CO.ID, –Pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Pelajaran bahasa Inggris di SMP berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Setelah menamatkan studi, mereka diharapkan dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang cerdas, terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam kehidupan bermasyarakat. Pembelajaran bahasa Inggris seharusnya dikondisikan sedemikian rupa sehingga ada ketertarikan siswa untuk belajar mengeksplorasi pengalaman sendiri dalam menggunakan bahasa sebagai media perantara pesan yang efektif. Target ini tidak berlebihan mengingat fungsi bahasa Inggris begitu vital dalam pergaulan dunia.

Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SMP adalah meningkatkan kemampuan menulis teks fungsional pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative, dan report. Materi menulis (writing) yang dipelajari di SMP diantaranya adalah menulis narrative text.  Narrative text adalah teks yang berisi sebuah cerita baik tertulis ataupun tidak tertulis dan terdapat rangkaian peristiwa yang saling terhubung. Contoh narrative text adalah cerita rakyat (folktale), cerita binatang (fable), legenda (legend), cerita pendek (short story), dan sejenisnya. Di dalamnya terdapat konflik/puncak masalah yang diikuti dengan penyelesaian. Fungsi utama teks ini adalah untuk bercerita atau menghibur pembaca.

Baca juga:  Tingkatkan Prestasi Belajar CRO dengan Quantum Teaching

Untuk dapat memiliki kompetensi menulis narrative text siswa harus sudah memiliki modal berupa kemampuan menyusun kalimat dan paragraf dengan baik. Kemampuan menyusun kalimat membutuhkan kematangan dalam mengolah informasi, data, ide, atau pemikiran. Kemampuan menulis membutuhkan kematangan menyatukan berbagai gagasan yang sudah tertuang dalam beberapa kalimat agar menjadi padu. Untuk dapat menyatukan kalimat-kalimat ke dalam sebuah paragraf yang padu membutuhkan latihan panjang dan pembiasaan.

Namun pada kenyataannya banyak siswa masih mengalami kesulitan dalam menulis narrative text .Dalam hal ini masih banyak siswa yang belum mampu menyusun kalimat dengan benar. Permasalahan di atas muncul mungkin saja karena selama ini pembelajaran jarang menggunakan media pembelajaran pada saat penyampaian materi. Hal ini menjadikan siswa menjadi cepat jenuh dan semakin tidak berminat untuk menulis, dan banyak siswa beranggapan bahwa keterampilan menulis itu adalah keterampilan yang paling sulit karena mereka sulit untuk mengawali kalimat dalam sebuah paragraf.


Baca juga:  Korona Wujudkan Lingkungan Sekolah Ramah Anak

Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu dilakukan suatu tindakan untuk memperbaiki pembelajaran menulis narrative text dengan  menggunakan media GBK. Media GBK (Gambar Berkata Kunci) adalah gambar kegiatan seseorang atau benda yang di bawahnya diberi kata kunci. Gambar-gambar yang digunakan adalah gambar yang sudah dikenal siswa. Misalnya gambar seorang ibu tua yang sedang duduk, di bawah gambar tersebut dicantumkan tulisan work –sad- prayer – brought –  cake – ship– stone . Kata kunci yang dicantumkan di bawah gambar agar dikembangkan  siswa untuk membuat kalimat.

Langkah pertama adalah guru menuliskan tujuan pembelajaran dilanjutkan menjelaskan manfaat pembelajaran yang akan dilakuakan.Selanjutnya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kemampuan siswa yang bervariasi. Setelah itu guru memberikan sebuah judul cerita dan siswa diminta untuk memahami langkah langkah retorika narrative text. Kemudian guru membagikan media gambar berkata kunci yang berkaitan dengan judl cerita tersebut pada tiap tiap kelompok disertai penjelasan langkah langkah menulis narrative text dengan menggunakan media tersebut.

Baca juga:  Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Tutorial dalam Pembelajaran Teks Prosedur di SMA

Diharapkan dalam menceritakan isi gambar tidak terlalu menyimpang, tetapi siswa juga boleh menyumbangkan kata-kata sendiri, selain dari kata-kata kunci. Setiap satu kata kunci dapat dibuat satu kalimat. Setelah pembuatan kalimat selesai kemudian siswa menyusun kalimat-kalimat tersebut menjadi paragraf. Media ini dipilih karena mudah didapat, murah, menarik perhatian siswa, sederhana, dan praktis penggunaannya. Media ini dipandang dapat meningkatkan kemampuan menulis narrative text. Proses pembelajaran dengan menerapkan media GBK (Gambar Berkata Kunci)  dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Kerjasama yang baik dapat terjalin melalui kebersamaan dalam mengembangkan  kreatifitas, percaya diri dan keberanian yang selama ini sulit ditumbuhkan.

 

Jarwati Setyaningsih, S.Pd
Guru Bahasa Inggris
SMP Negeri 1 Karangtengah, Kab. Wonogiri