Ilmu pengetahuan sosial ( IPS ) atau social studies merupakan pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Di Indonesia pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial disesuaikan dengan berbagai prespektif sosial yang berkembang di masyarakat. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia. Objek pembelajaran IPS bersifat sosial, sehingga banyak para siswa yang tidak senang dan tidak bergairah untuk mempelajari IPS, karena sifatnya abstrak, IPS adalah pelajaran yang dianggap sangat sulit dan membosankan. Hal ini dapat disebabkan karena ketidaktepatan guru dalam menggunakan metode pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar selama ini, peristiwa yang sering terjadi adalah siswa kurang aktif, kurang berpartisipasi, kurang terlibat dan tidak punya inisiatif. Gagasan maupun pendapat dari siswa tidak pernah terdengar , dan guru yang selalu dominan dalam pembelajarannya. Guru belum selalu berusaha untuk melibatkan siswa dalam penyampaian pelajaran, dan menganggap siswa hanya sebagai penerima, pencatat dan pengingat saja. Sebagai upaya meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran, maka guru perlu menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat diikuti dengan metode pembelajaran yang menarik maka pembelajaran akan lebih hidup dan minat belajar siswa akan meningkat
Dengan menggunakan strategi pembelajaran inovatif yang dapat mengatasi masalah dalam meningkatkan minat belajar melalui model Numbered Heads Together (NHT) atau kepala bernomor diperkenalkan oleh Spencer Kagan dalam (Agib, 2014:18) berbentuk media kwartet pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan harapan dapat meningkatkan minat belajar. Hamdani (2011:90) menyatakan bahwa model Numbering Head Together (NHT) memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan dari model pembelajaran ini adalah : 1) setiap siswa menjadi siap semua; 2) siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh; 3) siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Asyhar (2012:8) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari berbagai sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Numbered Heads Together (NHT) berbentuk kwartet yang disampaikan kepada siswa sebanyak dua kali. Dilakukan dengan mempraktekkan alat peraga kwartet dengan diskusi kelompok melalui model Numbered Heads Together (NHT) permainan 4-1 yang terdiri dari 4 siswa disetiap kelompok selama 2 kali proses pembelajaran (4 jam pembelajaran) kemudian dilakukan evaluasi atau ulangan harian untuk mengetahui tingkat kepahaman siswa, Tindakan tersebut diambil karena pembelajarannya didesain dalam bentuk diskusi kelompok model Numbering Head Together (NHT) berbentuk kwartet sehingga akan menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan siswa dan menumbuhkan rasa tanggunng jawab serta bekerjasama sesama anggota. Harapanya jika siswa merasa senang dengan proses pembelajaran tersebut maka akan mudah terserap, sehingga dapat meningkatkan minat belajar IPS.
ETTY SUSIROCHJATI,S.Pd.MM.Pd
Guru SMPN 6 Temanggung
Temanggung